Mohon tunggu...
hanifah luthfiyah
hanifah luthfiyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Semoga bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Herbal sebagai Alternatif Suplemen Kesehatan selama Pandemi Covid-19

16 Januari 2022   15:09 Diperbarui: 16 Januari 2022   15:19 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Hampir dua tahun berlalu, semenjak kasus Covid-19 pertama dilaporkan di Indonesia. Perlu diingat kembali bahwa Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh turunan coronavirus baru. Dan sebelum itu, penyakit ini disebut ‘2019 novel coronavirus’ atau ‘2019-nCoV 2’ dan virus corona ini termasuk dalam keluarga besar dari virus yang menyebabkan flu biasa hingga penyakit yang seperti MERS atau SARS. 

Pada akhir-akhir ini, WHO mengkonfirmasi perkembangan Covid-19 varian baru. Lebih tepatnya pada pada 26 November 2021, WHO menetapkan adanya Covid-19 varian baru yang menjadi perhatian bagi para peneliti yang diberi nama ‘Omicron’. Perkembangan terbaru mengenai varian Omicron saat ini, WHO menyatakan bahwa varian tersebut memiliki karakteristik penularan yang lebih cepat daripada varian sebelumnya, yaitu varian Delta. 

Kemudian WHO juga memprediksi peningkatan kasus akibat Omicron dan berdasarkan resiko penularan serta tingkat keparahan disimpulkan bahwa varian Omicron memiliki tingkat penularan yang tinggi tapi dengan risiko sakit berat yang rendah. 

Meskipun resiko sakit berat rendah masyarakat harus tetap waspada karena penularan yang begitu cepat, dapat memengaruhi faktor lain, seperti ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan pengendalian, serta upaya mitigasi lainnya harus tetap berjalan.

Menghadapi situasi seperti ini, maka diperlukan upaya pengendalian dan pencegahan COVID-19. Salah satu upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan ketahanan masyarakat, melalui kesehatan tubuh perorangan. 

Daya tahan tubuh dapat dijaga dan ditingkatkan, utamanya melalui kebiasaan hidup sehat antara lain menjaga kebersihan, asupan nutrisi yang baik, ditambah dengan penggunaan suplemen kesehatan dan ramuan herbal/obat tradisional. 

Ramuan herbal/obat tradisional merupakan ramuan yang salah satu komposisinya terdiri dari beberapa jenis herbal. Definisi herbal itu sendiri adalah bahan atau produk dari tumbuhan dengan manfaatnya dalam pengobatan atau kesehatan manusia lainnya yang mengandung bahan mentah atau olahan dari satu atau lebih tanaman. Dan berdasarkan pertimbangan keamanan dan dukungan data penelitian, berikut merupakan herbal yang dapat dimanfaatkan untuk memelihara daya tahan tubuh :

  1. Kunyit (Curcuma longa L.)

Rimpang yang dicampur dengan susu hangat digunakan untuk menyembuhkan pilek, bronkitis dan asma (Guzman et al., 1999). Dan dalam beberapa hasil penelitian menyatakan bahwa kunyit dapat menjadi imunostimulan yaitu komponen yang dapat meningkatkan respon imun terhadap infeksi. Selain itu ekstrak minyak dari kunyit menunjukkan efek antiinflamasi terhadap inflamasi akut dan kronis dan juga dapat berfungsi sebagai antioksidan.

Salah satu anjuran penggunaan kunyit yaitu sebanyak 25 g/sekitar 1-2 cm/satu ruas jari kunyit segar, dicuci bersih, diparut, diperas, disaring, ditambah 1 sendok makan madu kemudian diminum 2 kali sehari (Mardisiswojo & Radjakmangunsudarso, 1965).

  1. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.)

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan, bahwa temulawak membantu aktivitas pengaktifan fungsi imun, dapat bertindak sebagai antioksidan, dan juga dapat bermanfaat sebagai antiinflamasi (anti peradaangan). 

Kemudian untuk konsumsi sehari-hari dapat dilakukan dengan cara merebus 25 g/sekitar 1-2 cm/satu ruas irisan temulawak segar dengan 500 mL air hingga tinggal 300 mL, diminum untuk sehari. Cara lain dapat dilakukan dengan mengambil 25 g/sekitar 1-2 cm/satu ruas rimpang segar, diparut, diperas, disaring dan diminum untuk sehari (Heyne, 1950).

  1. Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Penelitian yang dilakukan dengan memberikan minyak atsiri jahe sehari sekali selama seminggu dapat meningkatkan respon imun dan bahwa pemberian jahe dapat menurunkan inflamasi pada pasien diabetes melitus tipe 2, dengan cara meningkatkan fungsi antioksidan. Kemudian anjuran penggunaan bisa dengan cara mencampurkan air mendidih dengan 2-4 g/setengah sendok teh serbuk dan diamkan selama 5 menit (Brendler et al., 2000). 

  1.  Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)

Daun jambu biji dapat berperan sebagai sebagai antibakteri, anti HIV, antioksidan, antiseptik. Dan dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa serbuk daun jambu biji sebagai agen stimulator sistem imun, anti peradangan dan penurun demam.

Cara penyajian dapat dilakukan dengan merebus 15 gram/sekitar 5-10 gram daun segar atau daun kering dengan 1 liter air selama 10 menit dan dihabiskan dalam 1 hari (Badan POM RI, 2012)

  1. HALAMAN :
    1. 1
    2. 2
    Mohon tunggu...

    Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
    Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
    Beri Komentar
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

    Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun