Mohon tunggu...
Hanifah Rohmatunnisa
Hanifah Rohmatunnisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mahasiswa semester 1 jurusan Pendidikan Bahasa Inggris UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kebebasan Berpendapat dan Berekspresi di Negara Demokrasi

1 Desember 2022   17:35 Diperbarui: 1 Desember 2022   17:40 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sama sama kita ketahui bahwa Indonesia adalah negara demokrasi, dan adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi merupakan salah satu indikator baik atau tidaknya sebuah demokrasi berjalan di suatu negara. 

Menurut indeks demokrasi milik EIU (economist intelligence unit) Indonesia sendiri menempati peringkat 52 dengan kategori flawd democracy (demokrasi yang cacat). Oleh karena itu mari sama sama kita bahas salah satu indikator demokrasi yaitu adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi.

Saat ini kita berada di era digital, dimana hal apapun dapat kita lakukan lewat sosial media atau media digital lainnya salah satunya adalah berpendapat atau mengkritik. Banyak sekali kita temui di media sosial  berbagai gaya mengkritik jaman sekarang seperti dengan berkomedi, video sketsa, podcast dan masih banyak lagi. Namun hal itu juga dilakukan oleh orang yang itu itu saja dan masih banyak warga lainnya yang bungkam. 

Karena orang orang yang berani mengemukakan pendapat itu juga artinya mereka berani mengambil resiko yang akan terjadi karena kritik yang mereka ungkapkan itu. 

Seperti kasus yang bukan sekali terjadi sebuah akun Instagram hilang tiba tiba karena sebelumnya pemilik akun tersebut membuat video kritik untuk pemerintahan, peretasan akun narasi milik Najwa shihab karena narasi adalah media yang paling gencar mengkritik berjalannya pemerintahan, ada juga kasus stand up comedian bintang emon yang tiba tiba saja di tuduh menggunakan narkoba setelah mengunggah video kritiknya. 

Tak hanya terjadi pada yang mengkritik sering saya dengar pula dari beberapa wawancara pada orang orang yang aktif mengkritik pemerintahan seperti Najwa shihab, beberapa stand up comedian dengan persona politik seperti Mamat alkatiri, Bintang emon dan masih banyak lagi, mereka mengungkapkan setelah melakukan speak up di media sosial bahkan keluarga serta kerabat dekat mereka pun turut menjadi sasaran. 

Dalam pembicaraannya bersama Najwa shihab, Bintang emon menceritakan bahwa ia pernah mendapat pesan dari orang yang tidak dikenal dan orang tersebut berkata bahwa dia tahu adik Bintang emon sedang berada dimana dan itu menunjukkan bahwa keluarga dari Bintang sendiri juga terkena imbasnya yaitu di mata matai gerak geriknya. 

Deddy corbuzier juga membuat show stand up comedy di kanal youtube nya yang sering dikenal dengan "somasi" yang mengusung materi "tepi jurang" yang banyak membahas tentang permasalahan pemerintahan pula namun disajikan dengan gaya komedi. Namun beberapa stand up comedian tidak berani ikut dalam acara tersebut di karenakan materi "tepi jurang" tersebut.

Dari beberapa hal yang telah saya kemukakan di atas tadi dapat kita ketahui bahwa masih banyak warga Indonesia yang takut untuk berbicara atau berpendapat bahkan sebelum mereka mencobanya sekalipun. Karena mereka terlebih dahulu melihat berita berita tak mengenakkan perihal orang orang yang berani mengungkapkan pendapatnya. 

Semua hal itu membuat masyarakat takut dan memilih diam saja karena kasus kasus yang terjadi tersebut bukan terlihat seperti kasus yang sepele namun merupakan kasus yang sangat kompleks. 

Bukankah berarti ada yang salah disini? Bukankah negara ini negara demokrasi? Namun jika pada kenyataannya masyarakat saja masih merasa takut untuk mengemukakan pendapatnya bukankah berarti ada yang salah? Bukankah berarti ada yang harus di benahi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun