"mamahnya sosok yang keibuan, dia paham kondisi anaknya dan selalu membela Lisa kalau papahnya memarahinya"
Mendengar bude dan kekasihku asik berbincang, aku muncul dengan keadaan sudah mandi dan rapi.
"siaaaaaap...." Ucapku dengan rasa percaya diri. Sambil menari-nari berputar sesekali di depan mereka berdua mengisyaratkan bahwa aku sudah siap bertemu kekasihku. Dengan keadaan yang tidak seburuk tadi. Hehe
"nona sudah cantik, silakan lanjut ngobrolnya. Bude kembali ke dapur ya non mau masak dulu"
***
"sayang, aku mau poop dulu ya sebentar" kata Dito beranjak dari tempat duduk sambil mengambil ponselnya yang daritadi tadi aku perhatikan bergetar terus.
"hmm iya silakan, tapi bisa ngga kamu tinggalin ponsel kamu"
"ohh ok"
Melihat ponselnya tergeletak di meja aku tidak tahan untuk mengambilnya, aku perhatikan notif terus masuk ke ponselnya. Aku memutuskan untuk membaca notif masuk dari- Anita.
Anita : Aku tunggu di kostan ya kak
Aku segera meletakkan ponselnya dalam keadaan seperti semula. Berharap Dito tidak curiga kalau aku mengecek ponselnya tadi. Dito memang bisa dikatakan cowok yang tampan. Kulitnya sawo matang, mempunyai lesung pipit membuatnya begitu manis.