Mohon tunggu...
hanifa hafiza
hanifa hafiza Mohon Tunggu... mahasiswa -

because I love my mother, wherever I am I will fight for her happy

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kampoeng Inspirasi Bangsa "Kampoeng BATARA"

24 April 2018   00:08 Diperbarui: 24 April 2018   03:02 817
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampoeng yang saat ini mulai di kenal oleh masyarakat luar Kabupaten Banyuwangi. Kampoeng yang sering di kenal dengan sebutan Kampoeng BATARA. Bila ada yang tanya apa arti dari kampoeng BATARA ?. Kampoeng BATARA sebenarnya tak memiliki arti yang bermakna, hanya sebuah singkatan yaitu Kampoeng Baca Taman Rimba. Yang terletak Desa Papring Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi. Kampoeng yang sering di juluki dengan sebutan kampung atas angin, karena terletak di dataran tinggi dan apabila kita naik ke atas pohon atau rumah 3 tingkat/lantai 3 akan melihat jelas keindahan Pulau Bali.

Ada seseorang yang sangat berperan penting bagi anak-anak Kampoeng BATARA, Cak Wewi panggilannya. Cak Wewi yang memiliki nama lengkap Widie Nurmahmudy yang memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi. Cak Wewi mendirikan Kampoeng BATARA pada tahun 2014 di bulan Oktober. Kenapa Cak Wewi memiliki keinginan untuk mendirikan Kampoeng BATARA ini?

Awal mulanya Cak Wewi bertemu anak yang putus sekolah karena ingin membantu orang tuanya bekerja untuk mencari nafkah.  Dari situ Cak Wewi mulai memikirkan masalah yang ada di desanya. Cak Wewi memikirkan cara agar anak-anak di desanya mendapatkan pengetahuan yang layak dan kalau bisa memiliki pendidikan yang setara dengan anak-anak di perkotaan yang memiliki fasilitas lengkap.

Cak Wewi seseorang yang hidup sederhana, tetapi memiliki kemauan untuk meningkatkan pendidikan dan pola pikir anak-anak Desa Papring dengan di bentuknya Kampoeng BATARA ini. 

Pertama kali dibentuk, banyak masyarakat yang tidak mendukung kegiatan yang di adakan oleh cak wedi, akan tetapi cak wewi tetap melanjutkan kegiatan Kampoeng BATARA walau hanya memiliki 4 murid saja. Seteah beberapa waktu berjalannya kegiatan Kampoeng BATARA yang sangat positif sedikit demi sedikit anak-anak Desa Papring mulai tertarik dengan kegiatan yang di adakan Cak Wewi. Orang tuapun mulai ikut berpartisipasi dengan kegiatan ini.

Kampoeng BATARA yang sangat sederhana tapi memiliki keistimewaan bagi setiap orang yang melihatnya. Kampoeng yang hanya memiliki fasilitas sederhana, jauh dari kehidupan kota yang modern. Kampoeng yang masyarakatnya kelas menengah ke bawah akan tetapi memilik potensi yang besar. Mulai dari potensi yang di miliki anak-anak usia dini hingga anak yang mulai memasuki usia remaja dan para orang tua yang memiliki kreatifitas dan keterampilan yang sangat baik.

Setiap akhir pekan anak-anak kapoeng batara berkumpul di sebuah gubuk sederhana yang terbuat dari bambu. Disana anak-anak belajar sambil bermain dengan ceria. Terlihat sekali muka-muka polos mereka. Anak-anak yang sangat sopan, penurut, mandiri, hebat, dan pantang menyerah. Mereka memang hidup di desa terpencil, akan tetapi daya ingat dan pola pikir mereka seperti orang kota. Salah seorang anak yang berusia 6 tahun, firman namanya. Firman yang masih duduk di kelas 1 SD sudah mampu membaca tanpa mengeja, mampu menulis tanpa mendengar arahan, mengingat tanpa mengulang-ngulang. Dan anak-anak lain yang memiliki potensi dan bakat yang berbeda.

Mereka belajar bukan dari teori-teori para ilmuah, melainkan belajar lalu praktek. Memang pengetahuan mereka tentang teknologi belum dapat di uji. Akan tetapi mereka memiliki potensi dan bakat yang lebih besar. Anak-anak yang masih berusia 5-6 tahun sudah mampu membaca dan menulis. Pendidikan karakter yang selalu di pertanyakan di sekolah sudah mampu mereka terapkan sejak usia dini. Mulai dari perbuatan, tingkah laku dan lainnya.

Selogan kampoeng batara yang selalu saya ingat yaitu "belajar cerdas tanpa batas". Selogan yang sangat menginspirasi saya menjadi lebih baik dengan fasilitas yang selalu lengkap. Mereka saja mampu apalagi saya yang diberi kemudahan lewat rezeki orang tua yang mampu mengekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun