Mohon tunggu...
Hanifa Fadilazahra
Hanifa Fadilazahra Mohon Tunggu... Seniman - Hanifa Fadilazahra XI MIPA 4 - SMAN 28 Jakarta

SMAN 28 Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memprihatinkan! Pabrik Bayi di Filipina Ini Menghasilkan 60 Bayi per Hari

30 Agustus 2020   10:32 Diperbarui: 30 Agustus 2020   10:30 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filipina kerap disebut sebagai Pabrik Bayi, hal ini dikarenakan setidaknya setiap 12 menit terdapat bayi yang dilahirkan di Rumah Sakit Dr. Jose Fabella Memorial. Dalam tiga dekade terakhir, populasi Filipina meningkat dua kali lipat dari 45 juta menjadi 100 juta nyawa. Hal yang lebih memprihatinkan adalah kenyataan bahwa hampir semua perempuan yang melahirkan berada dalam jangka umur 13 tahun. 

Sekitar 500 remaja Filipina menjadi ibu setiap harinya atau sama dengan 182.500 remaja per tahun. Sehingga, angka kehamilan remaja di Filipina meningkat drastis di kala angka ini justru menurun di seluruh dunia. Lantas, apa yang menjadi penyebabnya?

Rumah Sakit DR. Jose Fabella/foto: Kaldari
Rumah Sakit DR. Jose Fabella/foto: Kaldari

Filipina merupakan negara Katolik yang taat. Setidaknya 80% populasi Filipina menganut Agama Katolik, sehingga aborsi merupakan perbuatan yang terlarang. Agama memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam kebijakan pemerintah, terutama dalam isu perencanaan berkeluarga. Usia dewasa di Filipina pun merupakan salah satu yang terendah di dunia, yaitu 12 tahun. Di mana saat umur 12 tahun ini remaja sudah legal untuk melakukan hubungan seksual.

Banyaknya kelahiran bayi di Filipina/gmanetwork.com
Banyaknya kelahiran bayi di Filipina/gmanetwork.com

"Setiap nyawa itu berharga," begitulah kata Wakil Gubernur Palawan, Dennis Socrates yang sangat menentang semua bentuk kontrasepsi. Ketika Socrates menjadi walikota, dia menghentikan semua dana untuk alat kontrasepsi yang didistribusikan melalui pusat kesehatan umum. Hal ini tentunya membuat akses alat kontrasepsi terbatas.

Kemiskinan di Filipina/voanews.com
Kemiskinan di Filipina/voanews.com
Selain itu, kemisikinan juga menjadi faktor umum. Remaja yang hamil biasanya tidak mendapatkan akses pendidikan karena tidak memiliki biaya dan memilih untuk bekerja. Rendahnya edukasi seksual bahkan sama sekali tidak diberikan, membuat remaja Filipina tidak tahu apa yang tidak dan seharusnya dilakukan. Bahkan, mereka menganggap alat kontrasepsi sangatlah berbahaya dan dapat merusak rahim. Orangtua mereka pun juga tidak berpendidikan dikarenakan sibuk mencari nafkah. Tentunya, remaja yang hamil muda juga akan mengalami nasib yang sama seperti orangtuanya, yaitu hidup dalam keterbatasan dan kemiskinan karena tidak dapat bergabung dengan ekonomi formal.

voanews.com
voanews.com

Meskipun pada tahun 2012 Filipina akhirnya mengesahkan undang-undang Kesehatan reproduksi yang komperhensif, namun pada akhirnya gereja katolik dan kelompok anti aborsi lainnya menggugat undang-undang tersebut di depan Mahkamah Agung sehingga undang-undang yang bersangkutan itu tidak jadi diterapkan.

Kelompok anti aborsi/rappler.com
Kelompok anti aborsi/rappler.com
Dari kejadian Pabrik Bayi di Filipina ini, kita dapat menyadari betapa pentingnya edukasi seksual. Meskipun bersifat tabu, edukasi seksual dapat mecegah meledaknya populasi manusia dan melindungi para remaja dari kejadian yang tidak diinginkan. Selain itu, akses terhadap alat kontrasepsi juga merupakan hal yang krusial, karena pada akhirnya apabila terjadi kehamilan remaja, kesehatan dan nyawa yang menjadi taruhan.

Sumber : Aljazeera

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun