Mohon tunggu...
John Laba
John Laba Mohon Tunggu... Guru - Pendidik

Saya seorang pendidik yang memiliki keprihatinan istimewa dalam dunia pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesetiaan dan Ketulusan Itu Penting!

15 November 2020   22:09 Diperbarui: 15 November 2020   22:33 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya melihat kembali beberapa file di laptop saya sore ini. Saya menemukan dua buah kutipan inspiratif bagi kita semua. Pertama, kutipan perkataan dari Seneca yang berkata: "Kesetiaan adalah kekayaan termulia di dalam kalbu manusia."

Dan kutipan kedua dari Chanakya (371 SM-283 SM), seorang filsuf dari India yang berkata: "Sekali anda mengerjakan sesuatu, jangan takut gagal dan jangan tinggalkan itu. Orang-orang yang bekerja dengan ketulusan hati adalah mereka yang paling bahagia."

Bagi saya kedua kutipan ini sangat inspiratif karena mempertegas satu kata yang sama yaitu kesetiaan. Dan memang kesetiaan itu penting dan harus kita miliki. Orang yang setia dalam hidupnya menggambarkan suasana bathinnya sendiri. Orang yang setia dalam hidupnya pasti menunjukkan ketulusan hati dalam hidup dan karyanya. Orang seperti ini menjadi sosok yang paling bahagia dalam hidupnya.

Kesetiaan menjadi sebuah kata kunci dalam sebuah relasi. Relasi antar pasangan hidup selalu berhadapan dengan kata kesetiaan dan ketulusan hidup. Kalau saja salah satunya tidak setia dan tulus maka relasi itu dengan sendirinya akan rusak bahkan hancur. Maka dari itu, kesetiaan dan ketulusan menjadi sebuah perjuangan yang terus menerus, hari demi hari.

Dalam dunia kerja, kesetiaan dan ketulusan sangatlah penting. Kita dapat mengobservasi kesetiaan dan ketulusan orang dalam hal performance atau kinerja dan pencapaiannya dalam bidang kerjanya. Semakin dia setia dan tulus dalam pekerjaan akan mempengaruhi kinerja dan disiplinnya dalam pekerjaannya.

Kesetiaan dan ketulusan dapat kita lihat dalam relasi dengan bawahan dan atasan atau sebaliknya. Kesetiaan dan ketulusan tentu tercermin dalam kepatuhan hidupnya di tempat kerjanya. Kesetiaan dan ketulusan itu memang penting dan harus kita miliki.

Pada hari ini saya merasa sangat dikuatkan oleh sebuah perumpamaan Yesus tentang talenta (Mat 25:14-30). Talenta itu bukan hanya berkaitan dengan bakat dan kemampuan yang dimiliki sejak lahir. Talenta yang dimaksudkan Yesus dalam Injil Matius adalah anugerah-anugerah Kerajaan Allah dalam Injil yang harus ditumbuh-kembangkan dalam hidup setiap pribadi.

Anugerah-anugerah Kerajaan atau pemerintahan Allah ini menuntut adanya tanggung jawab dan kreativitas dari para murid Kristus supaya bisa menghasilkan buah dalam kebajikan. Hanya kemalasan yang membuat orang menjadi gagal dalam mengembangkan talentanya.

Kita bisa memperhatikan tiga hamba yang menerima talenta dari sang tuan yang hendak bepergian. Hamba pertama menerima lima talenta, mengembangkannya dan mendapat keuntungan lima talenta.

Hal yang sama dilakukan oleh hamba yang menerima dua talenta. Dia mengembangkannya secara kreatif sehingga memperoleh keuntungan dua talenta.

Hamba yang pertama dan kedua mendapat pujian sebagai pribadi-pribadi yang kreatif, penuh dedikasi dan tanggung jawab sehingga kebahagiaan adalah jaminan hidupnya dan tanggung jawab tentu semakin besar. Hamba yang ketiga adalah hamba yang menggambarkan pribadi-pribadi yang malas, berpikiran negatif terhadap sesama, memiliki prasangka buruk terhadap tuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun