Mohon tunggu...
hania okta vani
hania okta vani Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

nothing perfect human.... but i will try to be better than before

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tokoh Oksidentalisme

29 Mei 2013   08:37 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:52 3837
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

PEMBAHASAN

A.Pengertian Oksidentalisme

Oksidentalisme adalah kajian kebaratan atau suatu kajian komprehenshif dengan meneliti dan merangkum semua aspek kehidupan masyarakat Barat. Dalam Oksidentalisme, posisi subjek menjadi terbalik, Timur sebagai subjek pengkaji dan barat sebagai objek kajian.

Oksidentalisme muncul tanpa ada yang membidani. Pada mulanya ia hanyalah gagasan yang lebih bersifat reaksi ketimbang sebuah proyek peradaban yang mempuyai tujuan tertentu. Kaitan ini ada sebuah indikasi ketidakpuasan dari kajian- kajian Barat dan kebaratan yang sudah ada.

1.Karena – karena kajian seperti itumerupakan produk Barat yang nota beni tidak lepas dari bias dan subyektifitas.

2.Kajian seperti ini tidak lebih dari sebuah promosi peradaban orang lain yang kurang( untuk tidak mengatakan kosong) dari kritisisme.

Lebih dari alasan ini, nampaknya kelahiran oksidentalisme lebih didorong oleh factor emosional atas kekalahan dari Barat yang dialami oleh dunia Timur pada umumnya dan dunia Islam khususnya. Benjamin Disraeli mengakui bahwa Timur adalah “ Karir “ buat orang Barat.

Salah satu tokoh Islam yang telah menelanjangi niat buruk Barat yang diwakili oleh orientalis adalah A.L.Tibawi misalnya, lima belas tahun sebelum munculnya Edward Saidmenrbitkan bukunya tentang orientalsm. Menurutnya, orientalisme memang diciptakan sebagai “ penghancuran “ Islam, disamping usaha misionaris Kristen dan usaha Crusades. Buat orang Barat Islam adalah “ The Work of The Devil,” al- Qur’an adalah “ a tissue of absurditiesa false Prophet, “ “ an impostor “ atau antichrist.

B.Tokoh-tokoh Oksidentalisme Secara Umum

Secara umum tokoh-tokoh Oksidentalisme adalah:


  1. Jamaluddin al-Afghani.

Beliau adalah pahlawan besar dan salah seorang putra terbaik Islam. Beliau juga salah satu filosofislam.


  1. Muhammad Abduh

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Abduh bin Hasan Khairullah. Lahir didesa Mahallat Nashr tahun 1849 M. Dan beliau wafat pada tahun 1905 M. Beliau juga termasuk dalam salah satu filosof Islam dan mempuyai pengaruh besar dalam bidang pendidikan.


  1. Rasyid Ridho

Muhammad Rasyid Ridha, lahir di Qalmun, Libanon pada 27 Jumadil Awal 1282 H. Beliau merupakan salah satu murid Muhammad Abduh.


  1. Nurcholis madjid

Nurcholish Madjid.M.A. Lahir di Jombang, 17 Maret 1939 (26 Muharram 1358), dari keluarga kalangan pesantren. Termasuk salah satu tokoh oksidentalistanah air.


  1. Hasan Hanafi

Dilahirkan di Cairo, Mesir pada 14 Februari 1934 M. Beliau adalah salah satu tokoh yang akrab dengan simbol-simbol pembaruan dan revolusioner serta oksidentalisme.


  1. Dll

C.Tokoh Oksidentalisme Secara Khusus (Hasan Hanafi)

Hasan hanafi dilahirkan di Cairo, Mesir pada 14 Februari 1934 M. Beliau adalah seorang penulis yang pertama kali menulis buku khusus tentang oksidentalisme barat yang ditulis dalam bahasa Islam( Arab, Parsi, dan Urdu ) atau bahasa Eropa lainya. Pada pengujung tahun 1991, Hasan Hanafi menerbitkan bukunya Muqaddimahfi Ilm al- Istighrab( pengantar kepada oksidentalisme). Buku ini hanya dicetak 1000 eksemplar mengingat tebalnya lebih dari 800 halaman) yang otomatismenjadikan harga buku ini agak sulit dijangkau oleh khalayak umum.

Hasan hanafi adalah seorag penulis dan pemikir dari Mesir yang sangat produktif. Ia menguasai tiga bahasa( Arab, Inggris,dan Prancis).banyak karya beliau yang sangat fundamentalis antara lain Min Al- Aqidah ila al- Tsaurah- lima volume 1988 dll. Pengantarokesidentalisme adalah karya beliau yang terbaru sampai sekarang.

Hasan Hanafi menjelaskan bahwa okesidentalismeadalah bagian kecil dari proyek besar yangsedang dibangunya, yatu “ Tradisi dan Reformasi” ( al- Turats wa al- Tajdid). Proyek yang dimilki Hanafi memiliki tiga concern utama. Sikap diri terhadap tradisi klasik, sikap terhadap tradisi Barat dan sikap terhadap tradisi dunia nyata atau realitas. Untuk proyeknya Hanafi telah menuliskan 1 yang menyangkut ketiga concern tersebut seperti; minal- ‘ Aqid al- Tsaurah, mewakili concern yang pertama; muqadimah fi al- istighrab, mewakili concern yang kedua; dan dua desertasi ketiga menyelesaikan program P.Hd- nya yang kini sudah dipublikasikan – untuk concern yang ketiga.

Hanafi yang oleh Issa J.Boulata dimasukan dalam kategori “ Anugrah Thanker “ melihat terentuknya oksidentalisme sebagai upaya buat menangkis serangan Westernisasi yang sudah semakin meluas saja wilayah jangkauany, tidak saja terbatas dalam kehidupan seni dan budaya, bahkan sudah melebar ke dalam tata- cara kehidupan sehari- hari Weaternesasi adalah bagian tak terpisah dari alienasi, yaitu saat berpindahnya subyek diri ( al- Ana) dan kepada yang lain ( al- Akhar ).

Bangsa Timur ( termasuk Umat Islam ) menurut Hasan Hanafi, semenjak gelombang Westernisasi melanda mereka, sangat “ open” terhadap gejala Barat. Karena inilah, kemudian, tradisi dan bagian dari tata cara hidup mereka telah terbaraitkan ( has been westerned )

Hasan Hanafi menulis : Oksidentalisme adalah lawanya orientalisme.Ilmu ini sangat penting diwujudkan buat masa sekarang, setelah Barat untuk yang kedua kalinya mulai menancapkan lagi kuku kolonialismenya…. Bagaimanapun, Oksidentalisme merupakan imbangan buat kebudayaan manusia, karena dengan ini kelak akan tidak ada lagi bangsa yang mendakwa dirinya sebagai bangsa yang lebih superior.”

Menurut Hasan Hanafi tugas utama Oksientalisme adalah menghapuskan doktrin Eurosentrisme ( Eurocentrisnel/ Eurocentricity), dan pengembalian Barat kepada batasan daerah jangkauan yang wajar , karena selama ini budaya Barat telah kelur batasan teritorialnya, baik itu lewat usaha kolonialisme, sarana informasi yang canggih, maupun pusat- pusat penerangan dan riset yang tersebar di kebanyaan Negeri.

D.Karya-karya Hasan Hanafi

Dalam bentuk buku:

1.Abu al-Husin al-Basri: al-Mu’tamad fii Ushul Fiqh, 1963-1965

2.Al-Hukumaah al-Islamiyyah li al-Imam al-Khumaeini, 1979

3.Jihad an-Nafs au al-Jihaad al-Akbar li al-Imaam al-Khumeini, 1980

4.Al-Yasaar al-Islami: Kitaabaat fi al-Nahdhah al-Islamiyyah, 1981

5.Namaazij min al-Falsafah al-Misriyyah: Augustin, Anselm, Thomas Aquinas, 1968

6.Muqaddimah fii ilmi al-Istighraab (okisdentalisme sebagai diskursus tandinga terhadap orientalis), 1991

Dalam bentuk artikel:

1.“From Dogma to Revolution”, Cordova, Spain: 1985

2.“ideology and development”, cincinati, U.S.A: 1982

3.“Mysticism and development”, Paris, France: 1985

4.“Islam and Resolution”, Tokyo, Japan: 1987

5.DLL

E.Pemikiran Hasan Hanafi tentang Tafsir al-Qur’an

Menurut Hassan Hanafi, tafsir tidaklah lahir dalam kehampaan, melainkan terwujud dalam waktu dan tempat tertentu dalam suatu kesejarahan tertentu juga. Oleh karena itu, umat masa kini dituntut untuk merumuskan metode tafsir yang sesuai dengan kemashlahatan, keperluan dan persoalan yang di hadapi umat Islam saat ini.

Hanafi menggunakan hermeneutika yang dikembangkan dan dipengaruhi oleh Hermeneutika kontemporer Barat sebagai metodologi untuk memahami al Quran. Meskipun demikian, menurutnya hermeneutika bukan hanya berarti ilmu interpretasi, melainkan juga ilmu yang menjelaskan penerimaan wahyu sejak dari tingkat perkataan sampai ke tingkat prakteknya di dunia.

Gagasan hermeneutika al-Qur’an dibagi menjadi 3 analisis:

1.Kritik historis: berfungsi menjamin keaslian teks dan tingkat kepastiannya dalam sejarah.

2.Kritik eiditis: menggambarkan kerja teori penafsiran

3.Kritik praktis: penerapan hasil interpretasi tersebut dalam bentuk formulasi pemikiran tentang aksi

Daftar Pustaka

Al-Hamdi, Ridho, Skripsi berjudul Epistemologi Oksidentalisme Hassan Hanafi,Yogyakarta: UIN Sunan kalijaga, 2007.

Oktafiani, Efi, skripsi berjudul Orientasi Penafsiran Hassan Hanafi (Telaah KritisAtas Pemikiran Hermeneutika al-Qur’an-nya), Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006.

Saenong, B. Ilham, Hermeneutika pembebasan: Metodologi Tafsir al-Qur’an Menurut Hassan Hanafi. Jakarta: Teraju, 2002.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun