Mohon tunggu...
Tri Wahyu Handayani
Tri Wahyu Handayani Mohon Tunggu... Dosen - menulis untuk kebaikan

dosen, penulis, narablog di haniwidiatmoko.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

The Mandalika, Pesona Pulau Lombok dari Alam, Budaya, hingga MotoGP

18 November 2021   00:41 Diperbarui: 18 November 2021   00:43 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Pantai Kuta-Mandalika, sumber: pribadi

Tentu saja, kami tidak dilepas snorkeling begitu saja, tetapi dibawah pengawasan pemandu yang kompeten. Ternyata ya, sulit juga berenang di laut. Wisata olah raga dan alam tak terbatas ini merupakan pengalaman tak terlupakan. Begitu terpesonanya saya dengan pemandangan bawah laut dengan ikan-ikan yang berenang ke sana ke mari. Tak terasa arus bawah laut ternyata membawa saya menjauh dari perahu yang membawa kami ke spot snorkeling. Dengan rasa was-was saya berenang sekuat tenaga kembali mendekati perahu. Tentu saja tidak mudah berenang memakai life vest (rompi pelampung). Duh, lumayan ngos-ngosan dan membuat haus, padahal air membentang sejauh mata memandang. Ya kali, air laut, mana bisa diminum.

Snorkeling di Gili Trawangan, Lombok, sumber: pribadi
Snorkeling di Gili Trawangan, Lombok, sumber: pribadi

Sejak itu saya ketagihan untuk snorkeling. Setiap ada wisata bernuansa pantai dan laut, bila memungkinkan saya terjun untuk snorkeling. Bahkan peralatan snorkeling pun saya beli dan siapkan untuk kapan-kapan snorkeling lagi.

Wisata pantai tak hanya dilakukan di sekitar pantai Senggigi, tetapi kami pun menyambangi ke selatan pulau Lombok yaitu ke Tanjung Aan, ke pantai Kuta Mandalika.
Sebetulnya masih ada potensi pantai-pantai lainnya di pulau Lombok, yaitu Tanjung Bango, Selong Belanak, Pink Beach di Lombok Tenggara.

Menilik potensi wisata alam pulau Lombok bukan hanya pantai dan laut, tapi masih ada wisata alam lainnya yaitu wisata pegunungan, yaitu jelajah ke Gunung Rinjani, Bukit Merese, Tetebatu, Air Terjun Sendang Gile, Desa Bilok Petung, Hutan Monyet Pusuk, dan masih banyak lagi.
Mungkin suatu saat saya akan menyambangi juga wisata alam ke pegunungan melengkapi kekangenan saya akan pulau Lombok.

Kolaborasi Adat dan Budaya di tengah Gempita MotoGp


Lombok bukan hanya pulau dengan seribu masjid, di Lombok juga terdapat Pura Hindu di Pura Batu Bolong. Pura peninggalan Danghyang Dwijendra itu berlokasi dijalan raya Senggigi, Batu Layar, Lombok Barat. Beberapa pura lain pun masih ada peninggalan Raja Anak Agung Gede Ngurah Karang Asem yang dibangun berabad yang lalu.

Tak ketinggalan adalah Desa Sade sebagai desa adat suku Sasak di daerah Rambitan, Lombok Tengah, tak jauh dari kawasan wisata The Mandalika.
Desa adat yang terkenal dengan hasil tenunnya juga menampilkan bentuk arsitektur yang unik khas Sasak, terbuat dari dari ijuk, kuda-kuda atapnya memakai bambu tanpa paku, tembok dari anyaman bambu, dan langsung beralaskan tanah yang dilapis dengan kotoran kerbau.

Masih ada sentra-sentra tenun lainnya yang dikembangkan di pulau Lombok selain Desa Sade, misalnya sentra tenun Sukarara - Lombok Tengah, dan Desa Pringgasela - Lombok Timur.

Menenun, lokasi Desa Sukarara, sumber: pribadi
Menenun, lokasi Desa Sukarara, sumber: pribadi
Penyelenggaraan MotoGP yang digadang-gadang mulai diselenggarakan tahun 2022 tersebut kemungkinan besar hanya diselenggarakan setahun sekali. Itu sebabnya dibalik gegap gempita MotoGp harus ada event-event menyeimbang lainnya agar perputaran roda ekonomi tetap berjalan.
Mandalika bukan hanya ajang persaingan antara Jonathan Rea dan Toprak Razgatlioglu, dua pembalap yang memperebutkan posisi pertama dunia. Bahkan Jonathan Rea digadang menggantikan Valentino Rossi yang pensiun pada akhir Kejuaraan Dunia MotoGP 2021 yang lalu.

sirkuit The Mandalika, sumber: https://kemenparekraf.go.id/
sirkuit The Mandalika, sumber: https://kemenparekraf.go.id/

Nantinya di Indonesia Aja kita bisa menonton Kejuaraan Dunia MotoGP, tetapi walaupun demikian dengan adanya The Mandalika tak menyurutkan semangat kolaborasi berbagai unsur kreatif di pulau Lombok. Hal ini sudah terbukti terlaksana sejak tahun 2019 yang lalu dengan diadakannya dialog kreatif, kolaborasi dengan komunitas Sasak Lama, kolaborasi dengan komunitas Hadroh, pembuatan Farmers Expo, dan kolaborasi dengan Kemenparekraf membentuk acara Tourism Smart.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun