Mohon tunggu...
Tri Wahyu Handayani
Tri Wahyu Handayani Mohon Tunggu... Dosen - menulis untuk kebaikan

dosen, penulis, narablog di haniwidiatmoko.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

The Mandalika, Pesona Pulau Lombok dari Alam, Budaya, hingga MotoGP

18 November 2021   00:41 Diperbarui: 18 November 2021   00:43 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Snorkeling di Gili Trawangan, Lombok, sumber: pribadi

Masyarakat Indonesia terutama warga pulau Lombok mengenal Mandalika sebagai nama putri yang cantik jelita. Dikisahkan puteri Mandalika yang beranjak dewasa rela menjatuhkan diri ke laut dan hilang ditelan ombak daripada menyebabkan peperangan. Putri cantik dari Kerajaan Tonjang Beru ini diperebutkan oleh pangeran-pangeran dari kerajaan lain yang ingin mempersunting dirinya. Konon Putri Mandalika dipercaya berubah ujud menjadi cacing laut jenis Wawo yang akan muncul di pesisir Lombok Tengah pada bulan tertentu. Pada tanggal 20 bulan 10 menurut penanggalan Sasak, cacing laut dengan nama latin Eunice Fucata ini bermunculan yang disebut sebagai Tradisi Bau Nyale. Ritual yang sebenarnya merupakan proses pencarian cacing laut (nyale) warna-warni dan panjang-panjang biasa ditemukan ketika air surut. Cacing tersebut kemudian disebar ke lahan pertanian yang dipercaya dapat menyuburkan tanah atau sebagai lauk-pauk. Kemunculan cacing laut mungkin juga ada di tempat lain di dunia, tetapi dikaitkan dengan sebuah legenda, hanya ada di Lombok Tengah.

Destinasi Super Prioritas Mandalika


Sejak pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menetapkan 5 destinasi wisata super prioritas yang mencakup Borobudur, Danau Toba, Likupang, Mandalika, dan Labuan Bajo.
Maka Mandalika pun turut bebenah selama beberapa tahun terakhir ini meningkatkan potensi wisata melalui penetapan Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika menjadi KEK Pariwisata, melalui Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 2014. Area seluas 1.035, 67 Ha yang terletak di bagian Selatan pulau Lombok ini menghadap ke Samudera Hindia, menawarkan wisata bahari Wonderful Indonesia dengan pesona pantai dan bawah laut yang memukau.  

Akhir-akhir ini DSP Mandalika-Lombok bukan hanya wisata alam tetapi menjadi pembicaraan hangat ketika Presiden Joko Widodo meresmikan sirkuit balap bertaraf internasional di kawasan tersebut, tanggal 12 November 2021 yang lalu.
Memang, sejak dua tahun terakhir ini di tengah masa pandemi akibat Covid-19, melalui PT. Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC), mengembangkan dan mengelola KEK Pariwisata Mandalika yang sering disebut The Mandalika, menjadi destinasi wisata sportainment berkelas dunia.

Sebuah kehormatan besar bagi bangsa Indonesia yang dipercaya membangun sirkuit balap motor internasional dan dipercaya menyelenggarakan event MotoGP di tahun 2022 yang akan datang. Sirkuit yang memiliki panjang 4,31 kilometer dengan 17 tikungan ini diklaim akan menjadi sirkuit jalan raya pertama di dunia.

Selain balap motor, kawasan ini juga memungkinkan menyimpan banyak potensi wisata olahraga seperti balap sepeda, balap motor, lari, triathlon, pendakian gunung, trekking, motocross, dan juga olahraga air seperti selancar dan paralayang.

Kilas Balik Perjalanan Pertama ke Pulau Lombok


Ketika saya pertama kali ke Lombok di tahun 2013, Bandara Internasional Lombok di Praya baru diresmikan tahun 2011. Perjalanan saya ke pulau yang terkenal dengan seribu masjid ini pun diwarnai perjuangan. Ceritanya, ada penjadwalan ulang pesawat karena belum ada direct flight dari Bandara Husein Sastra Negara di Bandung ke Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Lombok. Akibatnya saya harus diinapkan semalam di hotel dekat Bandara Nugrah Rai, Den Pasar, untuk lanjut ke Lombok subuh keesokan harinya.

Benar saja, menjelang mendarat di pulau ini, terhampar bak mutiara kubah-kubah masjid di antara sawah-sawah menghijau.
Perjalanan ke ibu kota Ampenan pun ditawari menumpang mobil oleh sekeluarga yang baru saya kenal untuk menuju arah yang sama. Mungkin mereka kasihan melihat saya yang celingukan seorang diri, kebingungan mencari transportasi ke kota.
Keramahan penduduknya, itulah kesan pertama saya menginjakkan kaki di pulau yang termasuk provinsi Nusa Tenggara Barat.

Lombok, pulau seribu masjid, dari udara menjelang mendarat di Bandara Internasional Lombok, sumber: pribadi
Lombok, pulau seribu masjid, dari udara menjelang mendarat di Bandara Internasional Lombok, sumber: pribadi

Potensi Wisata Alam Tak Terbatas Pulau Lombok


Perjalanan saya sebetulnya menyusul suami yang akan presentasi seminar. Setelah acara seminar selesai, kemudian dilanjutkan dengan wisata bersama rombongan yang berminat.

Sejak dari Bandung memang cita-cita kami adalah wisata alam ke laut. Saya ingin merasakan sensasinya berenang dan snorkeling di laut. Seumur hidup saya belum pernah snorkeling.
Itu sebabnya kami ikut wisata ke Gili Trawangan, menyeberang dengan kapal yang kami sewa dari pelabuhan di pantai Senggigi.
Ada tiga Gili yang saling berdekatan yang waktu itu kami lalui menuju Gili Trawangan, yaitu Gili Meno dan Gili Air. Kami hanya mampir sebentar tapi selanjutnya berlabuh di Gili Trawangan.
Bagi anggota rombongan yang berminat boleh ikut serta snorkeling dengan peralatan yang kami sewa. Kesempatan yang tentu saya tak saya sia-siakan.

di perahu penyeberangan, sumber: pribadi
di perahu penyeberangan, sumber: pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun