Mohon tunggu...
Nadim AlLande
Nadim AlLande Mohon Tunggu... Penulis - Study Sosiology

Penulis adalah Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Politik Raja Haji Tanjungpinang. Bercita-cita ingin abadi, dengan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen #1 | Dalam Bayang-bayang Si Gingsul...

29 April 2020   14:40 Diperbarui: 29 April 2020   14:40 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Orang yang tidak menyunyi. Pikiranya, sudut pandangnya tak mampu melihat kebenaran-kebenaran dari banyak sisi. Sayak selalu ber-pikir karna ini pula, cara Rasul menerima (wahyu) atas perintah olehnya, yang seketika waktu kala itu menyunyi di gua hiro. Islam menyebutnya dengan tafakur(perenungan). Dalam hidup yang penuh kebohongan dan fitnah, manusia butuh tafakur untuk menyegarnya. Baginya membaca saja tidaklah lengkap, tanpa observasi, diskusi, tafakur, dan aksi. Hal ini lah membuat si sayak mampu  lakukan semata buat menyaring dari kabar bohong atau dari dogma/ doktrin buku-buku bacaan.

Buku antik yang sempat  iya baca kemarin malam menjadi pilihan,  siapa yang mampu menghentikan kepenasaran dan kecurigaan? "Membaca buku-buku nakal lebih mengasikan ketimbang buku-buku kanan" umpat-nya. Tak lupa setiap malam kopi hitam dan roti selalu menjadi peneman hidangan yang tak bisa ditinggalkan. Tak sakral rasnya tanpa kopi.

"Agama adalah Candu. Sebuah metaphor yang ber Maksud dengan tujuan memberikan "kesadaran" adalah Orang beragama kian hari kian jauh dari realitas kehidupan sosial. Mereka teralienasi begitu jauh, tentang obsesi surga dan neraka pada kehidupan yang tidak ada dalam duniawi. Bagi mereka duniawi adalah ancaman bagi kemaslahatan iman,  dengan harapan-harapan semu yang irasional. Tanpa memahami betul bagaimanh tiap kemiskinan ini bisa terjadi? Bagaimanah cara menuntaskan keimiskinan? dan kenapa orientasi Agama yang sebenarnya sangat sosial, justru kian menjadi asosial? Disaat penjajah, menjajah sebuah koloni manusia yang tidak bersalah dan mengeksploitasi manusia dengan cara-cara ketidakberadaban tanpa nurani dan Agama menjauhkan diri dengan kesibukan pada yang transcendental yang vertical sungguh agama begitu kehilangan akal? Agama tidak semata yang Transcendetal vertical , Agama juga mengajarkan Trancendetal yang horizontal. Hidup adalah tentang keadilan dan keseimbangan. tentu agama benar selalu mempunyai alternative-alternatif yang tidak sempit tentang memaknai kehidupan". Terasa bertentang tentu olah pikir otak mulai terasa, neuron-neuron dikepala pun mulai bekerja dan bercucur berpeluh. Sembari juga iya raba telinga gelas yang berisi kopi sakralnya tanpa memalingkan dari tatapan serius buku tersebut, demikian iya seduh sembari berpikir buku ini memang sinting umpatnya lagi.

Seketika tak terasa deras waktupun semakin menukik ke pagi, berulang kali tanda pekikan ayam begitu nyaring dari luar rumah. Jam pun menujukan hampir pukul 03.45 wib. Mata terasa sangat lelah dan berat sekali. alaram handpone selalu di setel dengan waktu yang telah iya tentukan. Untungnya jadwal perkuliyahan besok masuk pukul 10.30, dan siyalnya wajahnya terbayang diangan-angan kasmaran, niraa gingsulmu ...

Setelah kesokannya setelah selesai dari karantina ruangan yang berisik dengan ocehan-ocehan yang memuakan. Sayak langsung bergegas untuk menuju ruangan yang iya ingin sekali bahkan mati di kubur oleh ribuan buku-buku dengan kahfan yang dibalut lembaran tulisan dengan nisan yang bertulisan: "disini terbaring si kutu buku yang juga bercita-cita merdeka100%". jadi bila manah malaikat maut bertanya padanya bisa dengan mudah menjawab dengan kebebasan dan ilmu-ilmu yang iya miliki, barangkali mungkin akan iya ajak malaikat bicara dengan rasionalitas.

Nenek moyang manusia sebagai cerita Legenda perdebatan awal mula penciptaan manusia yang tertulis dalam kitab-kitab Agama. Manusia adalah mahluk yang paling agung yang telah diciptakan olehnya? Meskipun malaikat protes akan kehadiranya, Tuhan meninggi "aku lebih tahu daripadamu". Lantas seluruh malaikat bersujud dihadapan manusia karna-karna perintahnya?  terkecuali malaikat yang asal penciptanya dari api.

Tatkala suasana perpustakan beramaian, disudut pojok meja itu ternampak wanita yang iya cari-cari. Namun iya tidak melihatnya dan dia tidak sendiri. dia begitu ayuh, tenang, dan sangat menghayati buku bacaanya. pun seperti biasa, sembari menjalankan aksi yang sungguh sayang apabila disia-siakan. Dan berberapa buku pun sudah di kantongi meski suasana yang tenang dan dipenuhi mahasiswa-mahasiswa diruang itu. Si Sayak ini sangat lihay. Setelah selesai melancarkan aksi, iya pun bergegas memberanikan diri untuk menghampiri nira meskipun ada beberapa teman di sampingnya. Pakainya yang agak mencolok diantara kawan-kawanya dengan kacamata yang gangangnya mirip kulit hewan ampibi penyu. 

Langkah kaki ini seprti ada tarikan magnet yang sangat kuat untuk menghampirinya teman-temanya semacam memberi kode mungkin dalam hatinya ciee niraa.. lalu berkenan dan bergegas untuk meninggalkan kami dengan alasan yang tak jelas. Teman-temanya begitu peka, bergegas memindahkan segumpal tubuhnya karna sebab-sebab pengertian.

"hei, semalam terima kasih yaa", agak membisik perlahan diuacpakan.

"ouhh iyaa sama-sama". Sambil menghiraukan dan tekun tak berpaling sangat serius seperti tak inggin digangu,  iya membaca buku. Ketika siuman iya semacam salting nampak dari raut wajahnya yang indah dan gerak tubuh yang bisa ditebak, karna mungkin iya pikir dimanah teman-temanya? Kok ada si itu. Iya pun menghentikan bacaanya. Lalu Sayak pun memulai berbunyi meski agak sedikit gugup yang dimodalin berani berani berani.

"Nirr kapan-kapan ikut di organisasiku yukk atau kapan-kapan juga ikut gabung dalam diskusi komunitasku yuk?".ajakan yang agak sedikit meronta-ronta namun agak perlahan berbisik-bisik, meyakinkanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun