Mohon tunggu...
Hangger Risang Rachmaputra
Hangger Risang Rachmaputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Salam kenal kawan, semoga hal-hal baik selalu menyertai kalian!

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030042

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Berwisata Sejarah Sekaligus Religi di Kotagede Yogyakarta

18 April 2021   12:06 Diperbarui: 18 April 2021   12:29 1225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Masjid Gede Mataram Kotagede

"Menurut cerita yang beredar dimasyarakat cekungan yang terdapat di batu tersebut merupakan bekas benturan dari kepala Ki Ageng Mangir Wanabaya dengan Panembahan Senopati. Saat itu Ki Ageng Mangir ingin meminta restu dari mertuanya sendiri yaitu Panembahan Senopati namun sesampainya disana karena tidak menerima restu justru Panembahan Senopati membenturkan kepala Ki Ageng Mangir sampai tewas seketika. Sungguh tragis bukan, kisah asmara dari Ki Ageng Mangir" , ucap Pak Endri, Abdi Dalem Makam Raja-Raja Mataram Kotagede, yang kurang lebih sudah 20 tahun mengabdi.

Dokpri : Gapura Paduraksa
Dokpri : Gapura Paduraksa

Di Masjid Gede Mataram Kotagede bangunan di kompleks ini mencerminkan perpaduan ornamen antara Hindu dan Islam. Hal ini dibuktikan dari pintu masuknya saja sudah terlihat arsitektur yang mirip dengan tempat peribadatan umat Hindu (pura) terdapat sebuah gapura yang berbentuk paduraksa. Dikutip dari Wikipedia Paduraksa adalah bangunan berbentuk gapura yang memiliki atap penutup sering dijumpai pada arsitektur kuno dan klasik terutama di Jawa dan Bali. Kegunaan bangunan ini adalah sebagai pembatas sekaligus gerbang akses penghubung antarkawasan dalam kompleks bangunan khusus.

Dokpri : Bersama Abdi Dalem Makam Raja-Raja Mataram Kotagede
Dokpri : Bersama Abdi Dalem Makam Raja-Raja Mataram Kotagede

"Dibangun pada tahun 1640-an pada masa pemerintahan Sultan Agung, hal yang dapat kita petik dalam proses pembangunan tahap pertama ini adalah terjadinya gotong royong  yang terjadi antara masyarakat Islam yang saat itu belum banyak seperti sekarang ini dengan masyarakat sekitar yang mayoritas beragama Hindu dan Buddha.  Seperti kebanyakan masjid-masjid peningalan kerjaan Islam di wilayah Jawa masjid Mataram Kotagede mempunyai ciri masjid Nusantara seperti: memiliki serambi, atap dari masjidnya berbentuk tumpang  (di masjid Mataram Kotagede sendiri bersusun tiga) dan terdapat kolam yang mengelilingi sekitaran masjid. Nah, dulunya kolam tersebut digunakan sebagai saluran air yang juga berfungsi sebagai tempat aliran air untuk berwudu, namun sekarang oleh masyarakat sekitar digunakan untuk memelihara ikan" , tutur Pak Endri.

Di halaman masjidnya terdapat sebuah prasasti berwarna hijau digunakan sebagai jam penanda waktu shalat serta juga sebagai penanda bahwa Paku Buwono pernah merenovasi masjid ini, sebagai informasi masjid ini mengalami dua tahap pembangunan tahap pertama dibangun pada masa Sultan Agung dan tahap kedua dibangun oleh raja Kasunanan Surakarta, Paku Buwono X.

Dokpri : Sendang Seliran
Dokpri : Sendang Seliran

Di dalam ruang utamanya sendiri masih terdapat mimbar yang berbahan dasar kayu berukir dan tentunya bedug yang sudah berusia ratusan tahun. Selain menjadi tempat ibadah, di bagian paling selatan terdapat sebuah sendang yang oleh penduduk sekitar dinamai dengan sendang seliran. Terdiri dari 2 area sendang, yaitu sendang putri di bagian selatan dan sendang kakung  yang berada di bagian barat.

"Sendang seliran ini kalau mau puasa biasanya ada tradisi padusan (tradisi mensucikan diri sebelum bulan Ramadhan), tetapi karena 2 tahun ini masih ada pandemi ramainya sudah tidak seperti duu lagi," ungkap Pak Endri.

Dokpri : Bangsal Dudo
Dokpri : Bangsal Dudo
Jika kalian suatu saat berkunjung kesini, jangan lupa untuk singgah dan mampir di "Bangsal Dudo" yang merupakan koperasi mandiri yang menyediakan oleh-oleh berupa cinderamata. Bagaimana, menjadi tertarik berkunjung ke tempat bersejarah ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun