Mohon tunggu...
hann
hann Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Saya seorang Mahasiswa S1 Teknik Robotika & Kecerdasan Buatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toleransi? Apakah Sudah Efektif di Indonesia?

5 Juli 2022   19:05 Diperbarui: 5 Juli 2022   19:08 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia merupakan makhkluk sosial yangberarti manusia tidak akan lepas untuk bersosialisasi satu sama lain.Manusia sudah diciptakan untuk saling berinteraksi satu sama lain dan juga untuk terus beradaptasi dengan lingkungan barunya. Berinteraksi sosial antar manusia tentunya tidak luput dari kesalahpaham sebagai contoh dalam kehidupan keberagaman, terkadang kita sebagai makhluk sosial masih sering saling menjatuhkan satu sama lain dikarenakan perbedaan kebudayaan maupun kepercayaan. Oleh sebab itu penting sekali untuk kita pada saat ini memahami dan menerapkan sikap tenggang rasa. 

Dalam  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  arti  tenggang  rasa  adalah  dapat  ikut  menghargai  dan menghormati  perasaan orang   lain. tenggang rasa merupakan salah satu contoh nilai nilai yang dapat kita terapkan berdasarkan sila pancasila yang kedua yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, yang bermakna manusia tidak boleh saling membeda-bedakan satu sama lain berdasarkan suku,agama,ras,budaya mauapun kepercayaan tertentu karna semua manusia berada di derajat yang sama. 

Indonesia merupakan negara yang mensahkan 6 agama sebagai hak untuk penduduknya memilih kepercayaannya. Antara lain penduduk menganut agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Diperlukan unsur-unsur seperti Kesadaran untuk tidak menyamaratakan semua perbedaan keyakinan dengan orang maupun kelompok lain, Kesediaan menghargai orang lain untuk mengimani ajaran yang mereka pilih dan diyakininya. Namun faktanya masih banyak oknum di Indonesia yang ingin memecah belah persatuan bangsa ini, mereka yang ingin mengadu domba dan memprovokasi perbedaan di bangsa ini. 

Banyak sekali kasus konflik antar umat agama yang disebabkan oleh pengabaian sikap tenggang rasa dan toleransi antar perbedaan dan tidak sedikit juga yang menyebabkan pertumpahan darah. Sebagai contoh Konflik Poso pada tahun 1998 hingga tahun 2000 (Kristen et al., n.d.) dan Konflik di Lampung selatan (Ariestha, 2013)

antara Buddha dengan Islam. Hal itu terjadi karna kurangnya kesadaran sebagai individu yang berakal bahwa perbedaan tidak hadir untuk selalu disamakan. Sebagai warga negara yang cerdas marilah kita untuk menunjukkan sikap tenggang rasa dan toleransi antar perbedaan dan tidak mudah ter-adu domba, karena perbedaan sangat menjadi sangat indah jika kita dapat menghargai keberadaannya satu sama lain.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun