Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tembak Tembok

13 Agustus 2022   01:55 Diperbarui: 13 Agustus 2022   02:07 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dor, dor, dor.

Setelah beberapa kali tembakan di tujukan ke arahku.

Tubuhku pun koyak terluka. Aku tembok tak berdosa.

Namun tanpa darah dan aku tetap berdiri kokoh.

Hanya sisa-sisa selongsong peluru berserakkan di kakiku tanpa kata-kata.

Tanpa penyesalan dan air mata.

Jam dinding yang menempel di tubuhku tepat menunjukan pukul lima.

Sore hari yang nyaris sempurna.

Ke dua mataku menyimpan bayang-bayang kejahatan.

Histeris dan tangisan.

Jantungku berdebar namun lebih kencang gelombang gusar ketakutanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun