Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mungkin Mimpi

27 Juli 2022   16:16 Diperbarui: 27 Juli 2022   16:20 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingat sebuah tempat nan hijau dengan jalan setapak menuju senja.

Aku ingat sepasang kumbang menari-nari riang di kaki bukit serta pantulan bulan sabit mengambang di tepi sungai.

Aku mereka-reka berapa jauh jarak dan lamanya menuju ke sana.

Sementara ingatanku di penuhi kabut dan aku merasa gusar apakah hal tersebut hanyalah mimpi belaka.

Aku ingin mendirikan rumah, mendirikan kehidupan yang baru sambil mengasuh anak-anakku di halaman terbuka.

Pintu dan jendela rumahku akan menghadap ke timur sementara dari pintu dapur wajah matahari meredup dan tenggelam.

Istriku yang setia akan tekun merajut lembar demi lembar harapan dari sayur-sayuran yang di tanam di kebun belakang.

Lalu dari perut-perut ternak yang gemuk mengalirlah susu kehidupan yang tak pernah susut.

Aku membayangkan malam yang luas di penuhi bintang-bintang sambil menina bobokan mimpi masa silam.

Aku membayangkan kesunyian dengan irama serangga malam dan burung hantu abu-abu.

Aku akan duduk di beranda bersama istriku menunggu anak-anakku pulang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun