Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Adikku dan si Bubu

23 Juli 2022   23:15 Diperbarui: 23 Juli 2022   23:31 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lagian ongkos pemeliharaannya nanti akan banyak, merepotkan. Keluargaku bukan keluarga berkecukupan apalagi di tambah memberi makan tiga ekor kucing. 

Ku bangunkan adikku yang tengah tertidur siang kala itu. Menyuruhnya membersihkan kotoran kucing kesayangannya. Saat ia membalikkan badan ke arahku, aku bilang kepadanya "Kalau tidak bisa mengurus berak dan kencingnya biar nanti kucing itu ku buang ke pasar".

Bukannya bergegas bangun malah ia tertidur kembali, seakan mengejek gertakkanku. Semakin aku kesal. Kucing itu pun aku buang. Aku jahat. Sungguh, aku jahat. Kepada mereka. Kepada adikku dan juga kucing yang tak berdosa itu.

******

Sudah tidak ada lagi kucing abu-abu di rumah dan betul saja adikku tidak pernah mencarinya atau memang sudah tidak perduli. Tetapi aku tahu ia kesal dengan kakaknya. Ia tahu kakaknya yang telah membuang kucing kesayangannya. Siapa lagi pikirnya.

Seminggu ia tak mau bicara denganku. Hingga tak berapa lama dari kejadian kucing kesayangannya di buang, adikku jatuh sakit. Sakitnya kali ini bukan main-main. Ini adalah penyakit yang sebelumnya pernah di deritanya.

Tubuhnya tak lagi kelihatan segar seperti dulu. Penyakit lambungnya semakin kronis. Katanya perutnya terlalu sakit, dadanya sesak. Namun ia tetap tak mau ke dokter apalagi rumah sakit. Ia hanya mau meminum rebusan air kunyit di tambah madu buatan ibu.

Ibuku menyarankan kepadanya untuk berhenti merokok dan berhenti minum kopi. Itu satu-satunya cara terbaik untuk mencegah penyakitnya semakin parah. Di tengah kelesuan tubuhnya, ia turuti semua perintahnya.

Namun untuk membujuknya ke dokter semua sudah menyerah, terserah. Terakhir kali saat ia di haruskan menginap di rumah sakit untuk di rawat. Adikku malah memberontak katanya ia hanya ingin pulang dan di rawat di rumah.

Suatu hari saat ibu menyiapkan makanan serta rebusan kunyit dengan madu untuk adikku. Ia bilang ingin mencari kucingnya yang di buang. Pesan itu pun akhirnya sampai kepadaku karena tak mungkin adikku mencari sendiri dengan kondisi tubuhnya yang sudah tidak fit. 

Ibu menyarankan kepadaku agar bila ada waktu cobalah lewat jalan pasar ke tempat aku buang kucing kecil tersebut barangkali kalau masih hidup bawalah kucing itu pulang ke rumah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun