Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Televisi Sirkuit Tertutup

21 Juni 2022   16:49 Diperbarui: 21 Juni 2022   20:58 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bunyi denging speaker aktif memekakan telinga. Pagi itu sekitar jam 8.00 di hari Minggu yang cerah puluhan warga Subur Air Maya berkumpul di depan kantor sekretariat warga demi menghadiri undangan bapak ketua RT. Undangan tersebut berisi acara syukuran atas keberhasilan pengadaan sarana pengamanan di wilayah kampung tersebut.

Seminggu yang lalu undangan telah di sebarkan kepada seluruh warga. Informasi pula di beritakan melalui toa masjid kampung dua hari sebelum hari pelaksanaan tiba. 

Pelan namun pasti. Warga antusias berdatangan menuju tempat yang sudah di tetapkan. Dari umur balita hingga lansia, lelaki dan wanita turut serta. Di lokasi yang letaknya di tengah-tengah pemukiman warga di sana segala sesuatu telah di persiapkan.  

Para pengurus RT pun sibuk dari hari kemarin hingga saat ini. Sajian makanan dan minuman telah berbaris penuh di atas meja panjang. Puluhan kursi-kursi plastik berwarna hijau tersusun rapi berbaris. Acara puncak bagi warga di hari Minggu ini adalah, makan-makan bersama.

Susunan acara pun di mulai. Tepat jam 8.30, pak RT tampil ke depan memberikan kata sambutan. Dengan mengenakan peci hitam sedikit kebesaran serta baju batik hijau dipadu celana hitam. Kostum favoritnya di setiap pertemuan.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh".

Warga pun serempak menjawab salam dari pak RT di selingi dengan teriakan anak-anak yang ikut hadir di sana.

 "Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhana Wata'ala.  Atas ridhonya kita hadir di sini bersama-sama dalam keadaan sehat wal'afiat. Hari ini kita akan mengadakan acara syukuran keberhasilan atas terpasangnya alat pengamanan atau kamera pemantau atau yang lebih sering kita kenal, CCTV".

Suara pidato pak RT keras dan lantang bagai suara Bung Karno di podium negara. Menggelegar, berapi-api. Hingga semua warga matanya terbelalak. Tak ada yang berani memejamkan mata apalagi sampai tertidur di depan pidato pak RT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun