Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menghayati Senja

29 Januari 2022   00:20 Diperbarui: 29 Januari 2022   00:28 1054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri. Menghayati Senja

Langit muntah darah, merah dan jingga.

Mulutnya menelan burung-burung yang terbang merendah.

Udara hangat menempel di sekujur tubuh penuh berkeringat.

Daun-daun bertebaran di jalan raya, kering tanpa daya.

Debu-debu pasrah di angkut angin menuju pusara yang kering, merontokkan bunga-bunga kamboja.

Sejuta serangga bangkit dari tanah menyambut gelap yang sebentar lagi menyala

bagai api unggun para pendaki yang berkemah di puncak gelisah.

Tubuh matahari terbelah menuju ke arah lembah meninggalkan orang-orang bersama kemacetan kota.

Lampu-lampu jalan yang angkuh menghardik mereka menyuruhnya segera pulang ke rumah.

Perempuan-perempuan mata sayu merendam air matanya ke dalam warna langit yang merah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun