Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Metaverse dan Bom Nuklir

26 Desember 2021   00:24 Diperbarui: 26 Desember 2021   00:31 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image caption. Metaverse dan bom nuklir/ pixabay.com

Sebagian dari kita telah menjelma menjadi bayang-bayang.

Menjadi boneka-boneka yang bernafas dalam dunia luar.

Bergerak, merayap, menyusuri waktu tanpa batas tanpa jarak.

Seisi alam semesta menggantung di langit-langit kamar, kita sentuh dengan telapak tangan.

Masa depan tak dapat di hindarkan masa lalu tak mungkin di musnahkan.

Teknologi terus berkembang menziarah ke dalam kuburan-kuburan mimpi.

Bom nuklir tercipta, Hiroshima-Nagasaki.

Kini virtual reality hadir menjadi perbincangan yang asyik di tengah keluarga.

Maka ketika bangun dari tidur kita mencoba meraba masih adakah di dunia nyata ataukah di dunia virtual.

Ataukah semua hancur rata oleh nuklir yang setiap negara agungkan kehebatannya.

Sedangkan sinyal kepada Tuhan seringkali terputus-putus bahkan sering hilang gelombangnya. 

Doa-doa tak pernah selesai di tutup, telapak tangan kita lebih dulu menekan tombol layar sentuh. 

Oh, peradaban jaman menuju puncaknya.

Dan manusia telah sama-sama berjuang meniti masa depan.

Mereka tidak akan pernah kehabisan akal sebab telah menjadi kodratNya di ciptakan.

Lalu pertanyaannya, akankah kita bisa terus bergandengan tangan atau saling membunuh diam-diam?

Handy Pranowo

26122021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun