Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melihat Mimpi

8 Desember 2021   16:27 Diperbarui: 8 Desember 2021   16:41 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. Melihat Mimpi/pikist.com

Aku akan menyalakan angin agar membuatnya semakin dingin lalu membawanya ke tepian sungai dimana sebuah perahu kecil menunggu di hanyutkan ke muara malam yang landai.

Lihatlah perahu kecil itu berjalan dengan santai seorang lelaki dengan rambut kusai masai membawanya ke tengah sambil bergumam menundukkan badai.

Angin bersinar lembut di pucuk layar, bayangannya menepi berkibar-kibar. Seribu bintang di angkasa meneteskan cahayanya ke atas air, menenggaklah gabus dan mujair hingga siripnya terlihat meliak-liuk lemah gemulai.

Sungai ini begitu lebar seperti ruang hati ibu yang tak bisa di kubur dan jantungnya adalah detak kehidupan bagi anak-anaknya yang pergi merantau ke sebuah negeri yang mencintai hari Minggu sebagai hari libur.

Matahari masih lama terbit biarkan ia terlelap bagi kekasih yang merindukan gelap. Akan di bacakannya sajak-sajak cinta dari bayangan kelam musim hujan tahun lalu yang belum sempat di simpan ke dalam saku baju.

Hidup bisa saja singkat bisa saja tertempuh jauh namun yang pasti kita akan sama-sama berlabuh di dermaga batu. Bukankah itu menyenangkan, kita bertemu kembali setelah entah kemana menghilang. 

Manusia menyukai sebuah perjumpaan yang penuh rindu bukanlah sebuah perpisahan yang haru biru. Seperti rindu perantau kepada kampung halamannya yang telah di gusur.

Perahu kecil terus melaju menyusuri sungai yang hening di tengah malam yang bening. Sepasang angsa meliuk bercintaan di tepi sinar bulan berwarna ungu.

Seorang lelaki di atas perahu menyalakan lentera dengan jarinya. Seribu kunang-kunang berdatangan dari segala penjuru dan aku melihat tubuhku tergeletak di atas perahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun