Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

November

25 November 2021   05:22 Diperbarui: 25 November 2021   05:36 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku gendong kamu di belakang melintasi jembatan itu, badanmu sedang berat-beratnya dan aku suka menepuk bokongmu yang sekal.

Kita tak pernah percaya tentang mitos perpisahan, kita lebih percaya kepada dukun kandungan.

Kita banyak berdosa, begitu banyak berdosa hingga kamu tak tahan dengan itu semua.

Kamu ajak aku lari ke altar namun aku menolak, kamu yang seharusnya ikut aku ke mimbar. Sebab aku imam, pemimpin kapal berlayar.

Perdebatan  tak pernah selesai sedangkan halilintar tak selamanya menggelegar adakalanya hening menjelma angin dan menghilang. 

Akhirnya cinta tak menemukan pelabuhan, perahu terombang-ambing di tepian pantai, terdampar, terabaikan.

Setelah itu kamu pergi menghilang. Lenyap tak kembali segalanya telah kamu relakan. Perpisahan adalah sebaik-baiknya jalan.

Setelah lepas waktu menjauh dari masa itu dan antara kita telah menemukan teman hidup yang sejati sekeyakinan.

Namun apabila November datang aku selalu ingat dirimu, ingat dosa dosaku kepadamu.

Pada akhirnya aku pun menyadari bahwa bercinta adalah hal yang sakral bukan sebuah permainan murahan jaman sekarang.

Kini di mana pun dirimu berada aku hanya bisa mengucapkan kalimat sederhana "Selamat ulang tahun semoga panjang umur".

Handy Pranowo

25112021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun