Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lautan Biru

12 Oktober 2021   16:42 Diperbarui: 12 Oktober 2021   16:45 632
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angin bernyanyi di tengah lautan mengajak air laut menari-nari menggoyangkan pinggulnya yang licin berkilauan. Ikan-ikan telanjang berenang, samudera biru luas membentang dadanya mengkilap bagai pualam. 

Dan di jantungnya tumbuh jalur-jalur pelayaran bagi para petualang yang mencari kabar, daratan dan palung terdalam. Sementara langit di atas pongah, jiwanya gagah memayungi samudera dengan hujan dan cahaya.

Burung-burung camar terbang di antara angin dan gelombang, mengitari tiang-tiang perahu layar. Senyum nelayan tersangkut pada jaringnya, mimpinya ikut berenang di bawa ombak ke tepian pantai.

Sedang aku di sini di antara tebing lautan yang jauh terselami terperangkap dalam arus gelombang yang kuat, membawaku terus ke kedalaman, aku simpan nafasku dalam-dalam dan aku bersila di dasar keheningan. 

Aku menjadi karang-karang dan rumput laut. Bintang laut di dasar hatiku bersembunyi bersama kepiting-kepiting biru, ku jilati tubuhku, semakin asin semakin licin, tangganku memeluk cahaya dan lautan menjadi biru.

Oh Langit, leluhur laut yang Maha megah dan Maha perkasa ku serahkan jiwaku kepadamu. Oh angin dan gelombang ombak yang kuat, kepadamu segala hasratku melekat. 

Handy Pranowo

12102021

Langit=Tuhan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun