Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Digoda Hantu

4 Oktober 2021   01:42 Diperbarui: 4 Oktober 2021   01:48 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Tidak ada yang aneh semua berjalan lancar motor Vespa bin rombeng ini pun ternyata oke juga di bawa jalan, tidak berapa lama kami pun sudah melintasi jalan pemakaman Tanah Kusir. 

Setelah melewati makam Bung Hatta motor sedikit bermasalah namun bisa terkendali lalu jalan agak berbelok menurun begitu lewat jembatan dan menanjak tiba-tiba, treng teng teng teng, treng teng teng teng blep mesin mati seketika, di tengah tanjakan, di jalanan sepi dan gelap.

Terpaksa saya turun dari motor dan kami pun mendorong motor tersebut sampai ke pinggir jalan. 

Ada sekitar 10 sampai 15 menit kami mencoba mengutak-atik motor tersebut untuk segera bisa hidup kembali namun nyatanya Vespa butut itu tak mau bersahabat. 

Kami pun istirahat sebentar duduk di pinggir jalan yang sepi dan lengang sambil membakar kembali rokok. Kami tak mempunyai perasaan aneh dan macam-macam selain bertanya kenapa masalahnya motor Vespa ini tiba-tiba mogok di tengah jalan.

" Bir buka aja deh di sini, kelamaan kalo sampe rumah lu nih Bud, keburu jadi tape"
" Ya udah cocok deh"

Belum lagi saya membuka tutup botol bir tersebut tiba-tiba Budi mengatakan mencium sesuatu seperti bau minyak wangi atau minyak rambut semacam itulah katanya.

Tak lama setelah itu tiba-tiba kami mendengar ada seorang wanita yang tertawa terkekeh dan suara tersebut persis di belakang kami duduk. Spontan saja kami berdiri dan berlari menuju ke seberang jalan meninggalkan sebotol bir dan Vespa butut yang sedang mogok terparkir. 

Kami berteriak minta tolong dan kebetulan lewat mobil bak sayur melintas dari arah Bintaro hendak menuju ke pasar Kebayoran Lama, tanpa pikir panjang lagi kami berhentikan mobil bak tersebut.

" Pak tolong pak, pak tolong pak"

Sang supir pun bingung melihat keadaan kami dengan raut muka yang ketakutan dan tanpa babibu kami pun langsung saja naek ke atas mobil bak tersebut berdesakan berbagi tempat dengan tumpukan sayur-sayuran beserta satu orang lelaki paruh baya yang berselimut kain sarung yang duduk meringkuk di sudut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun