Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menenangkan Kenyataan

7 September 2021   01:14 Diperbarui: 7 September 2021   01:34 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri Maryam Maharani

Aku ingin sampai di kesunyian jam dua malam, menghadang mendung lalu berharap dapat memetik satu bintang, menyematkan kesejukan cahayanya di dadaku yang penuh lubang. 

Sementara ku perhatikan istriku tertidur dalam remang cahaya lampu kamar nafasnya berterbangan bersama nyamuk yang lelah berputar-putar.

Sekarang masih jam dua belas malam, aku belum mengantuk, aku masih membaca salah satu buku puisi yang jarang di baca orang lain meski diriku tak pernah selesai sampai halaman terakhir. 

Selalu di ulang-ulang tak pernah lewat dari halaman ke delapan. 

Di luar jendela kamar nampak induk kucing memeluk anak-anaknya yang tertidur begitu hangat meskipun ku tahu mereka kelaparan.

Suara televisi masih ada belum di bunuh, istriku sudah lelap tertidur. 

Aku selalu mengatakan kepadanya jual saja televisi itu acaranya tak pernah menghibur terlebih beritanya selalu simpang siur, namun ia selalu berkata.

" Kalau begitu jangan jual televisinya, kalau tak suka acaranya, tak suka beritanya bukankah dengan televisi kepunyaanmu ini kamu masih bisa menyenangkan hatiku?"

" Memangnya kamu mampu membelikan aku kuota tiap bulan untuk nonton youtube".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun