Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Pemakaman Nyai Kubur

26 Agustus 2021   16:30 Diperbarui: 26 Agustus 2021   17:24 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto anjing hitam, pixabay.com

Nyai Kubur di temukan tergeletak mati di kamarnya dengan leher hampir terputus namun tak ada satu pun bekas sayatan benda tajam yang melukai lehernya tersebut. 

Tubuhnya masih utuh lengkap dengan baju yang di kenakannya, anehnya ada seekor anjing hitam tergeletak mati di samping tubuh Nyai padahal semasa hidupnya ia dan keluarganya tak pernah memelihara anjing. 

Entah kapan Nyai meninggal tak ada yang tahu persis sedangkan perihal kematian ini di ketahui karena ada laporan beberapa warga kerap mencium bau busuk apabila melewati rumahnya.

Hingga akhirnya warga memberanikan diri untuk membuka paksa rumah tersebut di dampingi oleh aparat desa setempat, hingga menemukan Nyai tergeletak di dalam kamarnya yang penuh bau menyan.

Pak Sastro tidak ingin berita ini sampai kepada pihak kepolisian takut nanti akan berbelit-belit lagian semua warga sudah tahu siapa Nyai, sejak ia di jadikan "mainan" oleh seorang Lurah kehidupannya semakin tak karuan bahkan ia senang sekali tidur di kuburan, semedi dan berbicara sendirian. 

Maka sejak itu ia di sebut Nyai Kubur. 

" Baiklah tidak ada waktu lagi sebelum larut malam kita harus sampai di tempat penguburannya, mengingat perjalanan menuju ke sana lumayan jauh dan rawan".

*******

Rombongan kecil itu pun hampir tiba di lokasi, suasana semakin gelap, jalan semakin menyempit di karenakan penuh rerimbunan alang-alang. 

Cahaya-cahaya lampu hanya bersumber dari beberapa senter yang di bawa warga dan satu lampu petromak yang di bawa pak Kirun.

Persis di pintu masuk jalan perbukitan nampak pak Kirun dan tiga warga lainnya yaitu Omang, Dodo dan Tarlim sedang duduk di sebuah batu besar menunggu rombongan pembawa jenazah datang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun