Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat Zakiah untuk Anak Bangsa

1 April 2021   13:30 Diperbarui: 1 April 2021   13:31 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku tertunduk lesu ketika ku tahu bahwa penyerangan di pos mabes polri adalah seorang wanita yang belum saja lurus kepak sayapnya.

Seorang wanita yang mestinya mengharumkan nama keluarga dan juga negaranya.

Jalannya masih teramat jauh, mimpinya baru saja di bangun dari tempat tidur namun entah mengapa begitu nekat untuk sekedar tampil di muka dengan air softgun di tangannya. 

Menyerang yang bukan tandingannya.

Coba bayangkan, pikirannya telah jauh menyerobot usia-usia perempuan sebayanya, keyakinannya begitu kuat dengan tafsir agama yang di pelajarinya, entah dari mana, entah dengan siapa, entah bagaimana hingga kebencian begitu mendarah daging terhadap mereka yang beda sepemahaman.

Dan juga terhadap sistem negara yang tidak sesuai dengan tafsirannya, bagi mereka itu kafir, itu thoghut, haram mesti di binasakan. 

"Tuhan" dan "agama" menjadi alat yang utuh dan praktis untuk saling menyerang, dan di luar sana masih ada Zakiah yang lain menunggu datang menghadang kita di tempat yang tak pernah terduga.

Sepertinya itulah pesan besar yang di tinggalkan olehnya selain surat wasiat untuk kedua orang tuanya.

Di sini negara harus hadir, mesti sigap mencegahnya sebab di tempat lain seperti Suriah dan Irak anak-anak remajalah yang tampil meledakkan dirinya atas nama agama. Dan Zakiah sebuah bukti nyata bahwasanya anak-anak remaja Indonesia telah terdoktrin oleh hal-hal yang menyesatkan.

Lalu kita di sini, di negara ini, di tanah air ini yang masih kita sayangi, dengan cinta damai dan ketentraman, apakah hanya mampu berdiam diri, atau hanya ucap kutuk penyesalan belaka?

Di Makassar meledak, jatuh korban sia-sia, di mabes polri begitu juga penyerangan tiba-tiba, apakah kita menunggu yang lebih besar?

Mari anak bangsa, kita saling bergandengan tangan dan menguatkan, saling mengingatkan bahwasanya ajaran agama itu baik dan tidak pernah menyuruh manusia untuk saling menyerang satu sama lain.

Mari luangkan waktu kita untuk sekedar gumul dan saling menyapa, jangan lah acuh dan tetaplah waspada.

Handy Pranowo

01042021

senyap dan tak lagi senyap, kita tercipta dari tuhan yang sama

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun