Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Menyepi

12 Maret 2021   21:27 Diperbarui: 12 Maret 2021   21:29 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto faremantra.com

Menyepi melepas sendi-sendi kehidupan, membiarkannya larut untuk sementara waktu.

Dan hari ini aku tidak ingin menulis puisi, aku hanya ingin memeluk angin dan mendekap jantungku sendiri.

Ku tutup semua pintu, namun ku buka pintu hati dan ku kosongkan dari segala iri dan dengki.

Tak ada yang ku ingat, tak ada yang ku damba kecuali kecupan Sang Hyang Widhi di atas kepala.

Ku lerai bisik-bisik ranting yang gemericik ku tambatkan segala gelisah, segala nafsu belaka.

Ku nikmati ketiadaan, ku rasakan nikmat keberkatan, nyatanya hati butuh refleksi agar tercipta hubungan yang harmoni.

Duhai Ida Sang Hyang Widhi, apa yang telah nyata, apa yang telah kau tetapkan kepada kami biarkanlah kami jalani.

Sebagai amanat hidup bersama, semeton dalam raya semesta ciptamu yang paripurna.

Menyepi melepas sendi-sendi kehidupan, membiarkannya larut untuk sementara waktu.

Dan hari ini ku tiadakan aku, ku biarkan diriku melebur bersamamu di puncak sepi yang paling tinggi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun