Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Satu Jam Lima Belas Menit Dua Puluh Tiga Detik

5 Maret 2021   22:20 Diperbarui: 5 Maret 2021   22:23 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pixabay.com

Aku kagum pada bintang-bintang kecil yang tersusun melingkar di punggungmu seakan-akan muncul dari dalam tubuhmu. 

Sebentar terang, sebentar redup, terpantul cahaya dalam kamar yang kita sewa untuk waktu yang singkat dan sederhana.

Dengan jari-jemari ku raba gambar bintang itu dan aku pun bertanya, apakah ada artinya?

Apakah itu simbol kebebasan ?

Ataukah tanda pemberontakan pada kemapanan?

Atau penunjuk arah di kala nanti kau ingin kembali pulang?

Ataukah itu sebuah kenangan pahit yang harus kau gambar di setengah bagian punggungmu yang putih berkilau?

Tiba-tiba kamu menghentikan gerakanmu, berbalik arah sambil mengikat kembali rambutmu yang lepas tergerai. 

Kamu berkata "Upahku tujuh ratus ribu tidak termasuk ongkos jawaban atas pertanyaanmu itu? Lagi pula untuk apa kau tahu, tak ada artinya pun bagimu."
Jangankan kamu yang cuma penulis kafiran, pegawai pemerintahan yang terhormat dan para oknum aparat pun tak pernah ku beritahu soal ini kecuali mereka mau membayar lebih.

Sejenak ku terdiam, lalu ku ciumi lenganmu. Dan aku tak perduli lagi tentang bintang-bintang itu, meski ia terus bersinar menyimpan misteri kehidupanmu yang berantakan.

Lampu kamar meremang, matamu menatap tajam, tubuhmu membayang di mataku menari berserakan. 

Aroma parfummu mengembara ke sudut-sudut kamar bagai wangi kepalsuan di poles kebijakan sama seperti janji politikus yang haus kekuasaan.

Kamu benar diskusi tak menghasilkan ejakulasi, diskusi hanya membuang waktu, omong kosong, diskusi kebanyakan melahirkan pembual-pembual yang sok suci. 

Munafik.

Handy Pranowo

05032021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun