Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Atas Kematian Adik

23 September 2019   21:33 Diperbarui: 23 September 2019   21:38 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada irisan luka yang tertinggal di rumah ini, bahkan di gelas kopi yang biasa kau minum semua terasa sepi larut tanpa ku sadari. Sebuah asbak rokok berwarna hitam tak lagi berguna kali ini, menyudut di meja tempat biasa kau menulis.

Terlalu banyak kisah yang hidup di rumah ini saat kamu ada, perlahan sirna dan hanya meninggalkan kenang yang tak sanggup ku ingat. Lampu kamar yang terus menyala, kipas angin yang terus berputar kini tak lagi bercerita semua diam tak bergeming.

Engkau mendahuluiku untuk menemui ayah di sana dan aku seolah tak berdaya lenyap dalam ketiadaan. Terlalu cepat kau pergi bahkan belum tuntas pula semua tugasmu di sini. Apakah aku terlalu egois untuk memintamu hadir kembali sedang Tuhan yang mempunyai hak atas nafasmu ingin sekali bertemu dan memelukmu.

Aku limbung tak ada pesan apa pun kepadaku namun wajahmu yang teduh saat kau pergi membuatku yakin bahwa semuanya telah kau selesaikan dengan baik. Tinggal aku, mengisi ruang kamarmu, dengan sujud dan air mata agar kau tenang di sisi Nya.

Jujur, aku rindu, sangat rindu kepadamu.

23 September 2019

Kebayoran Lama

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun