Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bayang-bayang Kehancuran

11 Mei 2019   23:28 Diperbarui: 11 Mei 2019   23:51 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bumi terus berputar waktu merubah jaman, hutan tergerus, samudera terbelah, langit melepaskan bebannya menindih bumi yang semakin merintih. Patung-patung peradaban tumbuh mengenang kekecewaan.

Manusia semakin asing menatap satu sama lain bahkan terhadap dirinya sendiri. Sibuk dengan piagam-piagam dunia, sibuk dengan harapan-harapan fana. Tinggal angin sepi menerbangkan dedaunan kering terlupa begitu saja mati tak berguna.

Bayang-bayang kehancuran, bayang-bayang kelaparan, bayang-bayang matahari menelan bulan, dunia gelap tanpa keadilan keserakahan menjadi dewa-dewa di agungkan. Tinggal udara berkabut asap mesiu lalu lalang mendekam dalam paru-paru.

Handy Pranowo

11 Mei 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun