Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Ikhlas

13 Desember 2018   00:14 Diperbarui: 13 Desember 2018   00:31 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku tengah sendiri menikmati angin dari  jiwaku yang dingin sambil menyandarkan punggungku pada renta senja yang berlabuh ketika warnanya mulai menyerah pada lalu waktu.

Rasa-rasanya aku tak ingin lagi memberontak, membuat gaduh, berlaku gila sebab sesal air mata yang jatuh tak pernah mengubah batu menjadi mutiara kecuali dosa-dosa yang mesti di tanggung.

Aku ingin berdamai dengan diriku, lingkunganku, berdamai dengan orang lain dan siapa saja yang telah membuatku marah dan rindu. Toh nyatanya hidup tak sekedar menarik nafas dan melepaskan nafsu.

Aku ingin rebah dan pasrah di tengah kebebasan alam, pada kemerdekaan laut dan udara, pada kejayaan langit, pada ketabahan tanah dan air mata. Maka ku jadikan hujan pertama yang jatuh sebagai wudhu.

Harapan dan sejuta kisah masa lalu yang terhimpun dalam satu gelombang telah ku biarkan melarung ke tengah laut bersama riuhnya ombak. Maka apalagi yang mesti di sesalkan bila Tuhan berkehendak akan diriku.

Aku ikhlas.

Handy Pranowo

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun