Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seekor Kucing di Atas Loteng

22 Juni 2018   01:33 Diperbarui: 22 Juni 2018   01:49 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seekor kucing di atas loteng sedang asyik menatap bulan, bulunya loreng kecoklat-coklatan, buntutnya panjang di kibas-kibaskan. 

Seekor kucing dengan cakarnya yang runcing, berguling-guling, seperti girang mandi cahaya bulan, di jilat-jilat kemaluannya, lalu kaki dan seluruh badan.

Angin mendesir lewati hidungnya, ia mengendus bau makanan, makanan sisa di plastik sampah sepertinya santapan untuk begadang.

Seekor kucing di atas loteng, sendiri menyepi dari lawan dari kawan dari segala persoalan. Lalu seekor cicak melintas dengan sigap di sergapnya namun tidak di makan.

Maka seekor kucing kini tak sendiri ada seekor cicak yang mau menemani meski cicak inginnya pergi namun kucing tak memberi lari. Cicak bergumam, kucing mengeram.

Bulan terus bersinar, mata kucing berkilau-kilauan. Dingin merebak dan cicak hendak pulang lalu di lepaslah buntutnya menggelepar. Kucing loreng itu terkejut ia melompat. Dan di dapatinya cicak telah menempel di bulan.

Handy Pranowo

22 June 2018 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun