Seekor kucing di atas loteng sedang asyik menatap bulan, bulunya loreng kecoklat-coklatan, buntutnya panjang di kibas-kibaskan.Â
Seekor kucing dengan cakarnya yang runcing, berguling-guling, seperti girang mandi cahaya bulan, di jilat-jilat kemaluannya, lalu kaki dan seluruh badan.
Angin mendesir lewati hidungnya, ia mengendus bau makanan, makanan sisa di plastik sampah sepertinya santapan untuk begadang.
Seekor kucing di atas loteng, sendiri menyepi dari lawan dari kawan dari segala persoalan. Lalu seekor cicak melintas dengan sigap di sergapnya namun tidak di makan.
Maka seekor kucing kini tak sendiri ada seekor cicak yang mau menemani meski cicak inginnya pergi namun kucing tak memberi lari. Cicak bergumam, kucing mengeram.
Bulan terus bersinar, mata kucing berkilau-kilauan. Dingin merebak dan cicak hendak pulang lalu di lepaslah buntutnya menggelepar. Kucing loreng itu terkejut ia melompat. Dan di dapatinya cicak telah menempel di bulan.
Handy Pranowo
22 June 2018Â