Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak di Tengah Malam

19 Juni 2018   01:36 Diperbarui: 19 Juni 2018   01:40 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam menggiring bulan, bayangnya hangus terbakar di tengah jalan. Anjing-anjing menggonggong, gelandangan mencari alamat pulang. Gelisah mengambang, mata hati sulit terpejam.

Secarik kertas berisi sajak, bau amis, penuh kekalahan menunggu di kuburkan. Cahaya lampu di ujung jalan meremang menembus waktu yang lelah, menembus kegalauan yang tak pernah sudah.

Rokok tinggal sebatang namun di asbak sisa abu kematian akan menyerangku di waktu mendatang. Ini sungguh keji, kejahatan yang paling senyap ku hisap. Aku rebahkan badan, kopiku dingin, mimpiku berantakan.

Maka siapa yang akan menemaniku nanti, di hari yang paling di takuti. Aku bertanya dan sajakku diam, masih berbau amis, ku mandikan ia dengan air kembang, ku kubur dalam hatiku yang semakin bimbang.

Handy Pranowo

19june18

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun