Ada ular bersarang di kepalaku, lidahnya menjulur mendesis. Ular besar itu melilit otakku, menguasai pikiranku, ia berkehendak apapun tanpa aku mampu mencegahnya.Â
Ular bengis, sadis, semua mimpi-mimpiku di patuknya hingga tak berdaya dan lumpuh. Lalu ia mencoba merenggut jantungku, melumpuhkan urat nadiku, nafasku sesak.Â
Aku berontak tanpa jiwa dan akal sehat melewati detik-detik hari yang semakin ia kuasai. Namun semakin aku berontak semakin ular itu melilit kencang otakku.
Sialan, tak bisakah kau keluar dari hidupku, aku tak ingin mati bersamamu, kehendakmu bukan segala yang ku mau, enyahlah aku tak ingin kau lumpuhkan segenap mimpi-mimpiku.Â
Handy Pranowo
180218
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!