Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Halusinasi

18 Februari 2018   23:51 Diperbarui: 18 Februari 2018   23:52 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ada ular bersarang di kepalaku, lidahnya menjulur mendesis. Ular besar itu melilit otakku, menguasai pikiranku, ia berkehendak apapun tanpa aku mampu mencegahnya. 

Ular bengis, sadis, semua mimpi-mimpiku di patuknya hingga tak berdaya dan lumpuh. Lalu ia mencoba merenggut jantungku, melumpuhkan urat nadiku, nafasku sesak. 

Aku berontak tanpa jiwa dan akal sehat melewati detik-detik hari yang semakin ia kuasai. Namun semakin aku berontak semakin ular itu melilit kencang otakku.

Sialan, tak bisakah kau keluar dari hidupku, aku tak ingin mati bersamamu, kehendakmu bukan segala yang ku mau, enyahlah aku tak ingin kau lumpuhkan segenap mimpi-mimpiku. 

Handy Pranowo

180218

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun