Mohon tunggu...
Handy Pranowo
Handy Pranowo Mohon Tunggu... Lainnya - Love for All Hatred for None

Penjelajah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perih yang Paling Bisu

21 Oktober 2017   01:41 Diperbarui: 21 Oktober 2017   01:47 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kesendirianmu bagai malam yang pucat, dingin dan pengap.

Sementara itu pikiranmu mengembara, masuk ke dalam kata-kata yang tak kau mengerti artinya.

Ada rindu redup menyala, ada luka abu membara, ada jejak cinta entah kemana lalu ada pahatan-pahatan puisi di dinding terbuka.

Namun semua nampak asing, bahkan kamu tak pernah tahu di mana bayanganmu berada.

Maka aku katakan sesuatu kepadamu sebelum kamu akan menyesal di lain waktu.

Ada yang mesti di jaga, ada yang mesti kau pegang erat, bahasa hatimu di saat kamu menerima semua ini sebagai hidup.

Awalnya pasti akan mengganggu tidurmu, mengganggu pikiranmu, mengganggu kesendirianmu.

Tapi setidaknya kamu akan mampu mengurungkan niatmu untuk mengakhiri perih yang paling bisu.

20917

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun