Mohon tunggu...
Handri Zakki Pratama
Handri Zakki Pratama Mohon Tunggu... -

Nice person inovative brain!

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Antisipasi Trend Gerakan Kaum Sodom

28 Juni 2015   21:21 Diperbarui: 28 Juni 2015   21:21 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa yang harus dilakukan?

Darah remaja selalu bergolak, selalu ingin menjadi yang terperhatikan, seolah-olah mereka pusat perhatian, semua mata harus tertuju padanya, melihat apa yang dikenakannya, mendengar apa yang jadi maunya, dan mengikuti jalan pikirannya yang tak jarang masuk akal. Remaja pula yang buat trend, haus akan sensasi, haus akan pujian, dan yang lebih berbahaya haus untuk berlomba-lomba mengikuti trend atau membuat trend baru sesuka hati mereka.

Tak usah berkecil hati, saya hanya buat tulisan untuk sekelompok kecil remaja saja yang punya perilaku seperti yang telah disebutkan diatas. Ini tak akan merubah sedikitpun reputasi kelompok besar dunia remaja yang penuh prestasi. 

Potret tulisan ini adalah bentuk kekhawatiran saya akan kondisi psikis remaja pada kelompok homo erectrus (evolusi belum sempurna) ini. Cara berpikir mereka begitu simpel. Meniru trend tanpa mendalami apa untung dan ruginya ketika trend tersebut mereka ikuti! Ya, memang bagi para pengeruk kepentingan dunia remaja ini adalah omset yang tak terbatas nilainya.

*Ambil contoh kasus*

Lewat media sosial saya tahu di Amerika sana sekarang sedang ada trend (katanya) penyetaraan isu perkawinan, ya biar setara (katanya) laki-laki berhak kawin dengan laki-laki juga, begitupun wanita berhak kawin dengan wanita juga. Saya enggan membahas trend konyol  dari negara yang juga sama konyolnya. Logika dan nurani saya jelas menolak perkawinan sesama jenis!

Nah, lucunya saya kedapatan beberapa postingan di beranda medsos tentang trend konyol ini. "#EqualityForward #HappyPrideMonth #50states" begitu kata postingannya sambil update foto profil yang diberi efek warna persis rainbow cake, di foto tersebut juga diselipkan foto kecil(inzet) yang gambarnya jari lambang peace yang juga berlatar warna mirip rainbow cake, jelas saya memperhatikan siapa remaja yang punya postingan ini.

Saya tak habis pikir, trend layaknya kaum sodom dari negeri orang bisa dengan mudah di copy paste oleh remaja kita. Apa mereka "pelaku" dari gerakan trend tersebut juga? dan berencana membuat trend yang sama di Indonesia?

Saya takut (lebih dari khawatir). Tugas kita bersama untuk mencerahkan jalan pikiran mereka. Bagi saya yang bergelut di dunia pendidikan, hal ini akan dijadikan PR untuk mengawasi perilaku para peserta didik disekolah. Mungkin setelah ini saya akan membuka obrolan serius dengan Guru Konseling di sekolah.

Saya juga berharap agar pengawasan ketat bagi para orang tua mengenai akses informasi yang ditelusuri oleh anak kita. Jangan sampai mereka mengelabui kita hanya untuk sebuah trend yang kelak akan merugikan dirinya sendiri.

Apa yang harus kita lakukan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun