Mohon tunggu...
Handra Deddy Hasan
Handra Deddy Hasan Mohon Tunggu... Pengacara - Fiat justitia ruat caelum

Advokat dan Dosen Universitas Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Catatan Harian Seorang Advokat: Serba-serbi Kontrak dengan Kantor Pengacara

18 Oktober 2020   10:13 Diperbarui: 19 Oktober 2020   18:06 791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Foto: www.emirates.com)

Pada waktu itu saya benar-benar terlongo, sehingga pramugarinya terpaksa mengulangi tawarannya. Saya kenal beberapa flight attendant airline, kebetulan pada suatu waktu dalam pesta perkawinan yang saya hadiri, saya bertemu teman lama bersama istrinya. 

Saya tahu istri teman lama tersebut adalah pramugari senior di Garuda airline. Ingat akan peristiwa yang membuat saya terkesima, dengan sedikit malu saya tanyakan hal tersebut kepada istri teman saya itu. 

Tiba-tiba dia ketawa cukup lama melihat saya menunggu jawaban dengan lugu. Ternyata itu bentuk pelayanan standard hospitality dari bisnis kelas penerbangan. 

Karena kelas bisnis terbatas penumpangnya yang hanya terdiri dari 8 seat atau paling banyak 12 seat, maka pada waktu melayani penumpang bisnis, pramugari bisa melihat data manifes penumpang berikut denahnya. 

Pramugari setelah melihat daftar manifes akan tahu nama siapa yang duduk di kursi 1 d, 2 e dan seterusnya. Walah, itulah penjelasannya, simpel.

Tidak selalu saya merasa nyaman dan bangga duduk di kelas bisnis karena tatapan para penumpang kelas ekonomi pada waktu melewati kelas bisnis ketika pesawat boarding.

Pernah juga saya merasa malu dan gede kepala. Kejadiannya berawal ketika klien suatu perusahaan BUMN membuat acara rapat membicarakan legal issue di luar kota. 

Seperti biasa sekretaris saya langsung issued kelas bisnis Garuda agar saya bisa terbang ke kota yang dituju. Pada waktu boarding, kami penumpang kelas bisnis dimanjakan untuk naik ke pesawat terlebih dahulu dan penumpang kelas ekonomi belakangan. 

Saya dapat seat no 1 dekat jendela, untuk menghindari bertemu tatapan dengan penumpang kelas ekonomi yang akan naik belakangan, saya coba lihat catatan materi legal yang akan dirapatkan sebentar lagi setelah sampai di kota yang dituju. 

Tiba-tiba saya dikejutkan oleh sapaan ramah dan akrab dari salah satu penumpang kelas ekonomi yang sedang antri boarding di lorong (aisle) pesawat. 

Antrinya tertahan persis di depan seat saya, karena ada penumpang yang sedang memasukkan bawaannya ke bagasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun