Mohon tunggu...
Handoko
Handoko Mohon Tunggu... Programmer - Laki-laki tua yang masih mencari jati diri.

Lulusan Elektro, karyawan swasta, passion menulis. Sayang kemampuan menulis cuma pas-pasan. Berharap dengan join ke kompasiana, bisa dapat pembaca yang menyukai tulisan-tulisan receh saya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pentingnya Literasi Tak Lekang oleh Kemajuan Teknologi

2 September 2021   13:18 Diperbarui: 2 September 2021   13:31 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Teknologi sudah sangat maju, bentuk media untuk menyampaikan informasi, opini, pengetahuan, dsb; pun sudah mengalami banyak perkembangan.

Kalau dulu ada B-log, sekarang ada Vlog. Platform-platform untuk berbagi video digital menjamur bak jamur di musim hujan. Demikian pula YouTube, ada banyak perkuliahan, tutorial, seminar, dsb; hadir di sana. Tidak ada kesulitan bagi seseorang untuk mencari referensi, menambah skill dan pengetahuan sekarang ini.

Tanpa perlu membaca.

Belajar jadi makin mudah, karena ada tampilan visual dan animasi yang menyertai penjelasan si "guru" yang mengajarkannya.

Tentunya ini kabar gembira bagi sebuah negara yang tingkat literasinya sangat rendah. Yang penduduknya lebih suka menonton video, atau membaca komik yang lebih mengedepankan gambar daripada kata-kata. 

Apa benar demikian?

Sayangnya menurut saya tidak demikian adanya. Tingkat literasi sebuah bangsa dan negara, selalu berkaitan erat dengan tingkat kemajuan dan potensi kemajuan negara tersebut. 

Ada yang unik dan yang tidak tergantikan dalam proses membaca dan menulis. Memang benar, bahwa sebuah transfer ilmu, skill, dan pengetahuan itu akan jauh lebih mudah ketika ada ilustrasi, gambar, dan bahkan video animasi yang menyertainya.

Jadi kalau soal transfer ilmu, saya setuju, bahwa tulisan bukan media yang paling mudah untuk transfer ilmu. Orang akan selalu lebih mudah paham, ketika pengajaran itu disertai animasi atau ilustrasi yang tepat.

Namun lebih mudah, bukan berarti lebih baik.

Membaca dan menulis, adalah sebuah proses untuk, menangkap dan menyerap (ketika membaca) serta merangkum dan menyajikan (ketika menulis) sesuatu yang bersifat abstrak dan konseptual (tulisan dan kata-kata). Bayangkan bagaimana seorang penulis harus menyajikan sesuatu yang sederhana misalnya rasanya buah anggur, ke dalam kata-kata. 

Susah sekali kan? Butuh kreativitas dan kemampuan untuk mengolah berbagai informasi yang sebelumnya ada dan menghubungkannya dengan apa yang ingin digambarkan.

Demikian pula bagi yang membaca, pembaca harus berusaha menangkap dan menghayati, spirit atau roh di balik kata-kata yang tertulis, mencari konotasi dan rasa yang muncul, ketika sebaris kata bergabung menjadi kalimat, dan belasan kalimat bersatu menjadi paragraf.

Dalam proses membaca dan menulis, otak dipaksa untuk bekerja lebih keras dalam menganalisa dan mendeduksi, untuk sampai pada kesimpulan yang kurang lebih sama, antara penulis dan pembaca.

Terkadang dalam proses kreativitas membaca itu, pembaca bisa mendapatkan makna yang lebih dalam, daripada apa yang berusaha dituliskan oleh penulisnya.

Latihan untuk memahami dan menuangkan sebuah konsep yang abstrak inilah yang membuat literasi menjadi tidak tergantikan.

Untuk memahami sesuatu yang sudah ditemukan, baik itu suatu skill, atau pengetahuan, memang ilustrasi dan animasi jauh lebih unggul.

Tetapi untuk melatih seseorang mampu memahami konsep yang abstrak dan berpikir kreatif, menurut hemat saya, tidak ada yang bisa menggantikan proses membaca dan menulis. Sebagai pelatih sel abu-abu kecilmu, mon ami, tidak ada yang bisa menggantikan literasi.

Padahal, terobosan baru dan penemuan baru, salah satu modal utamanya adalah kemampuan untuk berpikir kreatif dan abstrak.

Itu sebabnya, tingkat literasi, tingkat kemauan dan kemampuan seseorang untuk membaca dan menulis, adalah sesuatu yang perlu diperjuangkan oleh setiap pemerintahan yang ingin negaranya jadi maju.

Terlalu jauh kalau bicara pemerintahan. Kita kembalikan saja ke diri kita masing-masing. Sudahkah anda banyak-banyak membaca dan menulis?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun