Chapter II
And You And I
Meskipun di dunia ini Herman banyak dibuat tercengang, tapi kali ini ia benar-benar lebih tercengang melihat bangunan yang ia lihat sepanjang koridor yang ia lewati.
Beberapa alat besar semacam crane banyak ditempatkan di area Piramida Giza untuk membantu orang membangun panggung-panggung dan keperluan perayaan lainnya.
Hari sudah mulai malam, tetapi penerangan lampu dimana-mana membuat jalan menjadi terang. Langit cerah berhawa sejuk sangat menyenangkan.
Herman pernah melancong ke kompleks piramida Giza. Rupanya inilah Piramida-piramida Giza dalam wujud sebelumnya.
Tumpukan batu-batu simetris yang disusun dengan cermat tampak berbeda 180 derajat dari yang pernah ia lihat di zamannya.
Jalan-jalan di koridor area sangat luas, terbuat dari batu-batu alam yang penuh ukiran sehingga menjadi indah dipandang.
Pohon-pohon peneduh tumbuh sepanjang jalan untuk pejalan kaki.
Piramida- piramida yang sekarang ia lihat sangat rapih dan glamor.
Disorot oleh tata lampu canggih sehingga menambah kesan megah, dan agung.
Anak-anak tangga dari batu alam pula menjadi jalan untuk mencapai ke teras-teras yang lebih tinggi.
Lebih mengagumkan lagi ketika ia melihat Sphinx yang begitu dekat duduk rebah di atas sebuah altar batu setinggi 3 meter.
Kali ini Herman mencium bau wewangian dari dupa yang dibakar dan bunga-bunga yang di letakan dibanyak tempat sehingga menimbulkan aroma religius.
Herman hanya sempat memperhatikan sambil berlalu karena motor penarik barang terus bergerak. Lalu masuk ke dalam gedung disamping gedung utama dan berhenti untuk bongkar muatan.