Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Perang Antar Sekte Kuliner: Kaum Teh Botol Beling vs Kaum Teh Botol Plastik, Kita Dukung yang Mana?

9 Desember 2021   09:18 Diperbarui: 9 Desember 2021   09:28 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ridwan Kamil & Anies Baswedan tengah makan bersama sambil minum Teh Botol Beling. Sumber: liputan6.com

Lupakan dulu perang melawan covid, terorisme, apalagi korupsi. Karena perang antar sekte di ranah kuliner, jauh lebih menarik untuk diikuti, sekaligus menggoda kita untuk angkat senjata. Sebab faktanya, saat ini peperangan di genre ini, sudah mulai menyentuh pada titik-titik yang kian absurd.

Kita ingat, beberapa tahun lalu, pertempuran antar sekte kuliner cuma berada pada level tataran penamaan. Semisal kaum martabak manis, melawan kaum terang bulan. Masih remeh-temeh lah levelnya.

Tapi kemudian, peperangan berkembang pada level yang lebih substansial, yakni pada metode penyajian makanan.  yang secara spesifik melibatkan kaum bubur diaduk, versus kaum tidak diaduk. Sampai hari ini, masih belum jelas siapa yang kalah. Sebab kedua kubu, masih sama-sama merasa menang.

Hari ini pertengkaran semacam itu, kian semarak pada banyak ranah. Bahkan semakin sengit pergulatan argumentatifnya. Tentu ini jadi arena seru, sekaligus menghibur. Berbeda sekali misalnya dengan perseteruan di ranah politik. Sudah tidak kontekstual, seringkali malah menjurus adhominem.

Pada pertempuran sekte kuliner, bakso yang diisi selain daging saja, bisa dianggap penistaan oleh para kaum penjaga kesucian bakso. Ada juga kaum yang menolak Sate Taichan dimasukkan ke dalam golongan persatean duniawi, cuma karena bumbunya yang terlalu minimalis. Ada benarnya sih.

Yang paling baru, yang lagi hangat dibentur-benturkan di grup WhatsApp Pemburu Kuliner Nusantara yang saya ikuti. Saya dihadapkan pada dua pilihan sulit, yakni enakan mana rasa Teh Botol kemasan plastik, dengan Teh Botol beling?

Ya tentu siapapun bisa bebas mau berdiri pada kubu yang mana. Kalau saya sih percaya, Teh Botol ya harus dinikmati sesuai fitrahnya. Disajikan dingin, diteguk langsung dari botol beling. Bukan dari botol plastik, bukan lewat perantara sedotan, apalagi dituang ke gelas yang diisi es batu segala. Rasa tehnya bisa rusak.

Tapi saya ga kaget, jika ada banyak juga orang yang justru lebih suka Teh Botol kemasan plastik. Tentu, orang lebih pingin yang praktis, aman, dan ga ribet dibawa ke mana-mana.

Kan ga lucu, kalo botol beling dimasukin tas, beradu dengan perintilan barang yang kita bawa. Sepanjang jalan, kita diliatin orang-orang karena bunyi kentrang-kentring mirip bel sepeda ontel, tapi ga ada sepedanya. Belum lagi kalau botolnya pecah, tehnya tumpah-ruah ke mana-mana. Ambyar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun