Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dear MU, Jangan Jadikan Ronaldo "Pak Luhut" seperti di Juventus!

12 September 2021   11:15 Diperbarui: 12 September 2021   11:28 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo saat menghadapi New Castle semalam. Sumber: Kompas.com

Statistik berbicara, bahwa Ronaldo menjadi pemain yang paling berkeringat di Juventus. Ironisnya, tak ada pemain lain yang jumlah takaran keringatnya menyamai, atau paling tidak, mendekati keringat Ronaldo.

Kesenjangan nilai rapor ini, sayangnya cuma diartikan sebagai buah dari sistem yang tak berjalan baik. Seolah skema pelatih sebelumnya sudah usang, sehingga ia layak dijadikan satu-satunya kambing hitam. Padahal kita tahu, persoalannya bukan di situ.

Itulah mengapa, Juventus memilih jalan pintas. Menggonta-ganti sistem mereka lewat pergantian pelatih, namun menutup mata pada lubang-lubang yang semestinya dihilangkan terlebih dulu.

Sistemnya diganti, namun penyokong sistemnya tidak ditingkatkan. Ya apa bedanya dengan ban bocor, tapi yang diperbaiki malah spion yang kendor?

Untuk menyerang, Juventus mengandalkan Ronaldo. Mencetak gol, mengandalkan Ronaldo. Bertahan, Ronaldo. Serangan balik, Ronaldo.

Ronaldo tidak hanya menjadi pemain kunci, Ronaldo adalah Pak Luhut bagi Juventus. Apa-apa diserahkan kepada Ronaldo. Sementara pucuk pimpinan tertinggi di Juventus, hanya bisa melengos ngeles tiap kali dipertanyakan kinerjanya, seraya menjawab; "Ya ndak tau, kok tanya saya?"

Hari ini Ronaldo sudah tak lagi berseragam hitam-putih. Ia telah pulang ke Manchester, setelah sedekade lebih berpetualang dari menang ke menang.

Bukan tilikan rekor yang membuatnya pulang, bukan pula iming-iming soal masa depan. Ronaldo pulang, murni ditenagai oleh cinta. Sesuatu yang tak membuatnya harus berpikir dua kali, meski menerima pinangan klub yang bermusim-musim tengah pincang.

Debut kepulangannya semalam, tidak hanya suguhan manis bagi para penggemarnya. Tetapi juga ironis bagi klub yang ditinggalkannya. Sebab sepeninggal Ronaldo, Juventus kini memiliki lubang yang lebih besar lagi.

Ronaldo tampak amat menikmati pertandingannya semalam. Ada gairah besar yang hangatnya bisa menembus layar gawai, entah bagaimana menjelaskannya. Efektifitas serangan yang optimal, permainan satu-dua yang cepat. Sebuah suguhan yang amat menyenangkan dinikmati.

MU sendiri terlihat lebih padu semalam, seolah mereka telah menemukan lagi kepingan dari tubuhnya yang hilang, yakni sosok kepemimpinan. Sesuatu yang tak bisa diisi oleh pemain manapun, dan rupanya hanya bisa dilengkapi oleh Ronaldo seorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun