Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Dear MU, Jangan Jadikan Ronaldo "Pak Luhut" seperti di Juventus!

12 September 2021   11:15 Diperbarui: 12 September 2021   11:28 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cristiano Ronaldo saat menghadapi New Castle semalam. Sumber: Kompas.com

"Juventus telah membeli senjata nuklir paling mematikan, namun sayangnya, mereka tak tahu cara menggunakannya."

Komentar bernada sarkasme dari Jose Mourinho tadi, setidaknya menggambarkan betapa Juventus telah sangat memubazirkan Ronaldo, selama 3 musim kebersamaannya di Italia.

Merekrut Ronaldo, tidak ujug-ujug membuat sebuah tim menjadi pemenang. Sepakbola ialah permainan kolektif 11 pemain, yang meski di sana ada Ronaldo, tidak akan berbuah apa-apa, jika pemain sekelas Federico Bernardeschi yang menjadi penopangnya.

Tanpa bermaksud mengecilkan peran seorang Bernardeschi, namun jika sebuah tim memiliki pemain sekaliber Ronaldo. Mereka setidak-tidaknya juga harus memiliki pemain yang mampu menerjemahkan gerak-gerik Ronaldo, di manapun ia bermain.

Sederhananya, saat Ronaldo mengaktifkan mode sebagai seorang "target man" di depan. Pemain lain haruslah bisa menciptakan umpan-umpan matang, sekaligus membuka ruang bagi pergerakan Ronaldo.

Bukan malah memaksa Ronaldo mencari bola, kemudian membiarkannya membuka ruang bagi dirinya sendiri. Ronaldo tidak se-superman itu.

Di musim pertamanya di Juventus, Ronaldo memang bisa membawa Juve menjadi kampiun di Serie A. Kiprahnya saat melawan Atletico di Liga Champions musim itu, menjadi salah satu momen paling heroik Ronaldo. Namun dari sana sebetulnya kita sudah bisa melihat sebuah ironi, bahwa gap antar pemain di Juventus memang sangat kasat mata dan memprihatikan.

Punya Ronaldo di depan, namun lini tengah mereka hanya diisi oleh pemain sekelas Matuidi & Khedira. Keduanya memang bukan pemain ecek-ecek, namun perlu diakui, masa prima dari kedua pemain ini sudah lewat.

Matuidi & Khedira tak mungkin bisa menjadi penyokong Ronaldo yang sempurna. Keduanya ialah lubang yang mesti segera ditambal oleh Juve. Sialnya, jangankan menambal, Juve malah membuat lubang-lubang kecil baru, yang menjadikan mereka ibarat ban bocor halus, namun menyebar sekeliling.

Tidak ada pebalap yang mampu memenangkan balapan dengan kendaraan bocor. Itulah mengapa, Juventus di era Ronaldo sampai harus mengganti 3 pelatih. Tetapi tak ada satupun yang memuaskan. Sebab kebocorannya tak pernah diatasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun