Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Ujung Jalan Mario Mandzukic

25 Desember 2019   00:06 Diperbarui: 26 Desember 2019   18:42 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mario Mandzukic, sumber : calciomercato.com

Memasuki tahun keduanya di Juventus, Mario kembali dihadapkan dengan kedatangan salah satu striker terbaik di Italia, Gonzalo Higuain.

Keberadaan Higuain memang sempat membuat Mario kerap dibangkucadangkan. Meski peran yang dimainkannya tetaplah krusial. Mario kerap membuat gol-gol penting yang memecah kebuntuan. Tak jarang. menjadi penentu kemenangan. Terutama saat Higuain mendadak 'hilang' di laga-laga besar.

Pada tahun itu juga, Mario berhasil membawa Juventus berlaga di partai puncak Liga Champions melawan Real Madrid. Meskipun berakhir dengan kekalahan, namun Mario tetap bisa berbangga hati, sebab di antara rekan-rekannya yang lain, hanya dirinya lah yang bermain dengan sangat spartan. Bahkan gol salto yang dicetaknya kala itu, dinobatkan sebagai gol terbaik di musim 2016-2017.

Di musim berikutnya, Juventus terus didatangi beberapa tenaga baru di lini depan. Nama-nama seperti Douglas Costa, Frederico Bernardeschi, serta Marko Pjaca, menjadi deretan nama yang kian berpotensi menggusur posisi Mario. Dan lagi-lagi, Mario tetap berhasil menjawab tantangan, dengan terus tampil konsisten setiap kali ia diturunkan.

Musim tersulit Mario di Juventus, justru datang di musim 2018-2019. Ketika itu, Juventus baru saja kedatangan sang mega bintang, Cristiano Ronaldo dari Real Madrid.

Sempat diisukan akan dijual ke klub Bundesliga, di luar dugaan, Mario justru dipertahankan di skuad besutan Massimiliano Allegri. Sementara rekan setimnya, Gonzalo Higuain, harus rela dipaksa angkat kaki, bergabung dengan AC Milan.

Kehadiran Ronaldo membuat sang juru taktik Juventus ketika itu, Massimiliano Allegri, terpaksa bereksperimen dengan mengubah-ubah posisi pemain, guna mengoptimalkan peran Ronaldo. Tak terkecuali posisi Mario.

Mario yang biasa ditempatkan sebagai penyerang tengah, terpaksa digeser posisinya menjadi penyerang sayap. Ketika Juventus tengah melakukan serangan, Mario bertugas sebagai pemantul bola ke lini tengah, maupun melakukan direct passing ke Ronaldo.

Ketika Juventus dalam posisi bertahan, Mario diharuskan turun ke belakang, melakukan pressing sampai ke tengah, sehingga memudahkan rekan-rekannya dalam merebut bola kembali.

Peran ganda yang baru pertama kali dijalani Mario itu, rupanya tak membuatnya kikuk sama sekali. Justru sebaliknya, ia tampak begitu lugas menjalani perannya yang baru.

Berkat performa apiknya sepanjang musim, Juventus bisa sukses mempertahankan gelar juara liga yang ke-8 secara berturut-turut. Bahkan lewat andilnya pula, Cristiano Ronaldo, berhasil meraih torehan predikat top skor klub di musim pertamanya.

Bukan Mario yang kehilangan Juventus. Tetapi sebenarnya Si Nyonya Tua-lah yang akan kehilangan Mario.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun