Terakhir di lini depan, saya tak akan terlalu banyak mengulas Juve. Sebab tak ada lagi yang menarik dibahas, kecuali sikap Ronaldo yang kemarin ngambek, karena golnya "dicuri" oleh Ramsey. Selain itu nyaris tidak ada lagi. Saking istimewanya lini depan Juve, saya malah kesulitan menemukan apa yang perlu saya bahas.
Mari kita fokus pada lini depan Milan saja, bukan berarti mereka tak istimewa. Justru karena saya menemukan banyak sekali hal menarik di sana. Pada Piatek, misalnya. Musim lalu ia adalah salah satu bomber paling menakutkan di Serie A. Namun semenjak pindah ke Milan, sedikit demi sedikit, ia mulai menjadi striker yang 'unyu-unyu'.
Lucunya hal yang sama pernah terjadi juga pada Gonzalo Higuain, striker Juve yang musim lalu mendadak ompong di Milan, namun sekarang memiliki taring lagi semenjak kembali ke Juve. Entah apa yang salah? Seolah banyak pemain bagus, mendadak kehilangan sentuhannya saat berseragam merah hitam.
Saya bahkan khawatir jika Gundala keluar dari Bumi Langit Universe dan bergabung ke AC Milan, jangan-jangan ia akan menjelma jadi Atta Halilintar? Ahsiyaaap...
Tetapi sekali lagi, meski duel ini terkesan timpang & tak seimbang, selalu ada faktor X yang seringkali luput dari apa yang orang perhitungkan. Yakni faktor sejarah masa lalu, riwayat rivalitas, serta gengsi dua kota Turin dan Milan, yang pernah menjadi kutub sepakbola di Italia.
Orang boleh menilai duel Juventus dan AC Milan sudah bukan lagi laga besar. Terutama Juventini karbitan, yang seharian ini sesumbar, bahwa laga ini tak ubahnya seperti laga melawan Genoa atau Hellas Verona.
Tetapi bagi saya, yang telah menjadi Juventini sejak jaman Pak Prabowo masih tirus pipinya. Laga ini tetaplah laga besar yang sarat dendam, gengsi & pembuktian. Sekalipun nilai kemenangannya tetap sama, tetap tiga poin.
Tetapi bukankah, di dunia ini sudah tak ada lagi yang lebih menyenangkan untuk dibawa ke senin pagi, terkecuali hidung pesek & dagu bulatmu cerita mengenai keberhasilan Juve mengalahkan Milan dini hari nanti? Terlebih jika dibumbui kontroversi, minimal penaltiÂ
***
Penulis sering menyembunyikan kegalauan di akun Twitter @juve_gl