Mohon tunggu...
Handi Aditya
Handi Aditya Mohon Tunggu... Penulis - Pekerja teks komersil. Suka menulis, walau aslinya mengetik.

Tertarik pada sains, psikologi dan sepak bola. Sesekali menulis puisi.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Menerka Gerak-gerik Marotta di Inter Milan

7 Januari 2019   16:20 Diperbarui: 7 Januari 2019   16:34 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menyudahi hegemoni Juventus di kancah Liga Italia Serie A, ibarat upaya melengserkan Gubernur Ahok, tanpa menggoreng isu agama dan kesukuan. Sangat-sangat mustahil! Siapapun yang tengah menjadi kompetitor Juve saat ini pasti tahu itu, tak terkecuali Inter Milan.

Juventus memang seolah tanpa cela sama sekali musim ini, soliditas tim yang kuat, kedalaman skuad yang merata, serta dukungan finansial klub yang paling sehat se-Italia, membuat klub berjuluk si Nyonya tua itu seolah melenggang bebas sendirian di antara para pesaingnya.

Di musim lalu, bersama Napoli dan Roma, Inter memang sempat nyaris mengganggu laju Juve untuk merengkuh trofi scudetto, namun harus diakui, skuad yang dimiliki ketiganya tidak dipersiapkan untuk melaju di banyak kompetisi secara bersamaan. Karenanya di akhir musim, satu per satu baik Napoli, Inter dan Roma mulai kehabisan bensin, lalu terhenti di belakang Juve.

Banyak kejutan terjadi di Liga Italia sejak awal musim, salah satunya ialah kepindahan Cristiano Ronaldo dari Real Madrid ke Juventus. Hampir semua pihak dibuat terkejut dan tak menyangka, Juve yang selama ini dikenal hemat dalam membelanjakan pemainnya, tiba-tiba saja menjadi begitu sangat loyal menggelontorkan ratusan juta Euro untuk membeli satu pemain.

Tak cukup sampai di situ, Juve juga tak segan merogoh kocek 30 juta Euro semusim, hanya untuk membayar gaji seorang Ronaldo. Angka ini menjadikan Ronaldo sebagai pemain dengan gaji tertinggi di Italia. Jauh meninggalkan nama Gonzalo Higuain di Milan yang hanya mencapai seper-tiganya saja. Sungguh, sebuah hal aneh (atau barangkali mustahil?) yang baru sekali ini terjadi bagi klub se-pelit Juve, yang saat itu dikomandoi oleh Giuseppe Marotta.

Marotta memang menjadi tokoh yang sangat sentral bagi Juve, utamanya dalam membangkitkan kembali Juve dari keterpurukan pasca skandal Calciopoli. Di bawah rezim Marotta ini pula lah, Juve mulai merevolusi total dirinya menjadi tak sekadar klub olahraga, melainkan juga sebagai sebuah brand dan korporasi, yang dituntut untuk selalu sehat, serta menghasilkan banyak keuntungan.

Dengan mengacu pada kesuksesan klub-klub di Liga Inggris, Juve di bawah kendali Marotta berubah haluan menjadi sebuah klub sepakbola yang lebih modern.

Tak sulit melihat apa yang telah dihasilkan Marotta untuk Juve, lihat saja di mana posisi Juve berada saat ini di klasemen. Atau coba tengok bagaimana perkasanya kondisi finansial Juve saat ini, semua tak lain berkat jasa dan tangan dingin Marotta. Juve memang telah banyak berhutang budi pada sosok ini, hanya saja romantika Juve dan Marotta harus terhenti saat ini, justru ketika nama Juve sedang harum-harumnya.

Banyak pihak mensinyalir, telah terjadi friksi antara Marotta dengan sang presiden klub, Andrea Agnelli. Marotta disebut-sebut menjadi pihak yang tidak menyetujui kepindahan Ronaldo ke Juve, karena akan berdampak pada stabilitas keuangan klub yang selama ini mati-matian ia jaga.

Apapun desas-desus yang terjadi di balik itu, Juve dan Marotta telah memilih jalan untuk berpisah. Dan sebagaimana umumnya sebuah perpisahan, pasti akan meninggalkan luka bagi mereka yang berada di dalamnya. Tak terkecuali Marotta.

Secara tersirat Marotta pernah mengungkapkan kepada media mengenai ketidak-sejalanannya lagi ia dan sang pemilik klub, Andrea Agnelli dalam mengelola Juve. Meski Marotta tak pernah menyebut secara spesifik di titik mana keduanya berseberangan, tetapi banyak pihak meyakini, Marotta kecewa karena telah dilangkahi kewenangannya saat proses transfer Ronaldo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun