Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membudayakan Nilai-Nilai Pancasila Kepada Mahasiswa

3 Desember 2022   09:20 Diperbarui: 3 Desember 2022   09:23 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Pendidikan Pancasila tidak dapat dilakukan hanya dengan mengajarkannya di kelas, baik secara off-line apalagi on-line. Membudayakan nilai-nilai Pancasila kepada mahasiswa yang rata-rata masih berusia dewasa awal ini, dosen harus bertindak pro-aktif, lincah, kreatif dan inovatif. Mengampu pembelajaran juga harus menarik dan menyenangkan sebab apabila tidak, dampaknya pasti akan membosankan, jenuh dan akibatnya kalaupun nantinya mahasiswa dinyatakan lulus mereka belum tentu menjadi manusia Indonesia yang Pancasilais. Apalagi jika mereka menempuh studi hanya sekedar memenuhi syarat untuk mencapai kelulusan.

            Terasa sia-sia lah, habis waktu-tenaga-biaya tapi hasilnya tidak sesuai yang diharapkan. Mereka yang 'bandel' juga tetap saja 'bandel', mereka yang punya bibit intoleransi juga tidak mengalami perubahan karakter. Oleh karena itu, berbagai metode pembelajaran harus digunakan untuk 'menangkap' perhatian dan hati nya, mereka tidak harus diceramahi lalu diberi tugas atau di-uji saja. Kalaupun mereka mengerjakan tugas sepertinya mereka tidak akan menemui kesulitan, sebab di HP banyak sumber yang bisa diperoleh.

            Sebagai pendidik, berbagai strategi harus kita tempuh agar nantinya kita tidak mengalami generasi yang hilang (lost generation), karena mereka-mereka inilah yang nantinya menghuni Indonesia emas di tahun 2045. Genap se-abad Indonesia merdeka hendaknya Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi dan berkepribadian dalam budaya. Trisakti Bung Karno harus digaungkan terus-menerus agar generasi muda Indonesia tidak kehilangan arah dan hanyut dalam derasnya arus globalisasi, menganggap enteng semua masalah atau bahkan bersikap masa bodoh (cuek) terhadap bangsa dan negaranya.

            Mereka harus disadarkan bahwa mengisi kemerdekaan itu tidak kalah    pentingnya dari meraih dan mempertahankan kemerdekaan. Dengan tidak mengurangi rasa hormat yang tulus, penulis tidak bermaksud mengecilkan arti perjuangan para pahlawan yang telah berjuang untuk melepaskan diri dari cengkeraman penjajah di masa lalu. Namun, kesadaran bahwa bangsa yang sudah merdeka lebih dari 77 tahun ini, ibarat manusia sudah matang untuk menjalankan visi dan misi nya, yaitu mensejahterakan seluruh rakyatnya dengan mewujudkan keadilan sosial (Sila ke lima Pancasila).

            Biarlah kiranya cita-cita luhur para pendiri bangsa (founding fathers) yang telah berjerih lelah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia ini tidak lalu menjadi luntur (kalupun tidak boleh dikatakan sia-sia). Tiga tokoh perumus Pancasila, yaitu: Bapak Soekarno, Bapak Muhammad Yamin, dan Bapak Soepomo; ketiganya adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Beliau-beliau inilah bapak bangsa Indonesia, masyarakat Indonesia terutama mahasiswa harus belajar dari keteladanan yang telah diperbuat dan dicontohkan.

            Mewujudkan masyarakat adil makmur Indonesia bermula dari cita-cita luhur para bapak bangsa ini. Pancasila yang di dalamnya terdapat kata adil merupakan salah satu asas kepemimpinan yang sangat relevan dengan konteks Indonesia yang multi-etnik dan multi-agama. Kini nilai-nilai Pancasila yang sarat makna itu harus di-internalisasikan di setiap individu mahasiswa tanpa kecuali, dari suku mana dan beragama apapun mereka. Mereka adalah rakyat Indonesia, mereka adalah generasi muda penerus cita-cita bangsa, mereka harus berpikiran jauh ke depan (futuristic), karena mereka-mereka inilah yang nantinya memimpin bangsa ini dan membawa Indonesia sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia. Indonesia tidak boleh terus-menerus menyandang sebutan negara berkembang. Di tangan akademisi dan kaum intelektual yang mempunyai jiwa cinta tanah air dan siap berjuang mengisi kemerdekaan inilah penulis yakin Indonesia bisa.

Posisi Strategis Mahasiswa

            Sebagai kaum intelektual dan akademisi berbudi yang nantinya memegang dan melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan bangsa Indonesia, hendaknya mahasiswa peka terhadap situasi bangsa ini. Jangan mudah terhasut dan terprovokasi paham-paham yang menyesatkan, memecah-belah, intoleransi dan sedikit-sedikit ribut. Mahasiswa harus mengemban misi damai dan cinta tanah air, senantiasa bertindak bijak, kendati ada perbedaan di sana-sini, sebagai kaum muda yang Pancasilais harus tetap memegang teguh kebenaran.

            Itulah cita-cita luhur yang harus diwujudnyatakan nantinya oleh setiap lulusan yang terjun di masyarakat. Kalau bukan sekarang kapan lagi, kini sudah waktunya kaum muda bergerak dan ikut berkiprah membangun dan mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia, sebagai bukti bahwa generasi milenial dan generasi alfa akan segera menyusul generasi Z. Mereka adalah generasi yang lahir dan tumbuh di dunia yang serba digital dan canggih, jadi harus lebih cekatan dan mumpuni untuk meneruskan cita-cita generasi baby boomers, generasi X dan generasi Y.

            Dengan demikian hal membudayakan nilai-nilai Pancasila penulis anggap sangat penting, karena Perguruan Tinggi adalah tempat menuntut ilmu, menempa dan mengasah kemampuan sivitas akademinya di ranah kognitif -- afektif -- psikomotorik kepada kaum muda yang memiliki usia potensial, yang kelak memikul tanggung jawab ikut mensejahterakan seluruh bangsanya.

Jakarta, 3 Desember 2022

Salam penulis:E.Handayani Tyas; Universitas Kristen Indonesia-tyasyes@gmail.com

             

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun