Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Keluarga

23 November 2022   22:27 Diperbarui: 23 November 2022   22:45 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keluarga adalah bentuk masyarakat terkecil yang ada di lingkungan masyarakat. Penulis sangat tertarik dengan tema ini karena di dalam keluarga ada nilai-nilai kegotong-royongan yang meliputi rasa ikatan batin. Ada kebersamaan dan ikatan sedarah. 

Sebuah keluarga dibangun untuk tujuan hidup bersama sampai kapanpun, bahkan ada yang mengatakan 'sampai maut (kematian) memisahkan'. Aktualisasinya dapat dilihat dalam berbagai kesepakatan, solidaritas, sinergi, kolaborasi dan saling menghargai satu sama lain.

Posisi ayah, ibu dan anak atau anak-anak yang berada dalam satu lingkungan yang dinamakan keluarga. Lingkungan keluargalah yang mempunyai peran sangat penting dalam membentuk kepribadian seorang anak. 

Keluarga adalah tempat yang tepat untuk tumbuh-kembang anak dan orangtualah yang mengajarkan tatanan moral yang baik termasuk nilai-nilai moral dalam kehidupan anggota keluarganya. Bahwa dimulai dari lingkungan keluarga, Pancasila hendaknya sudah ditanamkan oleh orangtua kepada anak/anak-anaknya.

Dalam kehidupan sehari-hari yang dialami oleh keluarga harus dapat membentuk anak sebagai anak yang religius, berbudi pekerti baik, mempunyai kehidupan sosial, bisa hidup mandiri, bisa juga berkelompok dan bergotong-royong. 

Oleh karena itu, budayakan tata cara kehidupan yang saling menghormati, saling tolong menolong, mempunyai kebiasaan berbagi dan peduli (share and care), karena pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial, ia tak akan dapat hidup seorang diri (soliter). Kita semua saling membutuhkan, hidup kita adalah rangkaian  yang indah karena memahami diri orang lain adalah kecerdasan dan memahami diri sendiri adalah kebijaksanaan.

Itulah sebabnya Sila-Sila Pancasila mulai dari Sila pertama, ke dua. ke tiga, ke empat dan ke lima sangat cocok diajarkan. Didarahdagingkan (diinternalisasikan) kepada seluruh anggota keluarga. Pancasila tidak cukup hanya dihafalkan, sebab mendidik anak dalam keluarga perlu contoh dan keteladanan. 

Sila-Sila Pancasila itu harus disemai mulai dari keluarga. Orangtua harus bisa menjadi role model bagi anak/anak-anaknya sekaligus membentuk pola pikir -- pola sikap -- pola tindak, sehingga anak/anak-anak tumbuh dengan kepribadian dan karakter yang baik dan benar.

Sejak dini usia orangtua dan guru hendaknya mendidik anak untuk memiliki integritas, karena merekalah nantinya yang menjadi generasi penerus bangsa di kelak kemudian hari. 

Dalam hal mendidik, orangtua dan guru hendaknya melakukan atau mengerjakan amanah itu dengan hati yang dilandasi dengan kejujuran, kedisiplinan, konsistensi, dedikasi dan taat asas. Niscaya generasi muda kita nantinya memiliki daya juang, kesadaran nasional, kolektif kebangsaan, patriotik dan mandiri sebagai bangsa.

Bangsa Indonesia Memiliki Falsafah Pancasila

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun