Mohon tunggu...
E HandayaniTyas
E HandayaniTyas Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

BIODATA: E. Handayani Tyas, pendidikan Sarjana Hukum UKSW Salatiga, Magister Pendidikan UKI Jakarta, Doktor Manajemen Pendidikan UNJ Jakarta. Saat ini menjadi dosen tetap pada Magister Pendidikan Program Pasca Sarjana Universitas Kristen Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Plus Minus Mengajar dari Rumah

18 November 2021   21:24 Diperbarui: 18 November 2021   21:34 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sengaja penulis menggunakan kata plus minus, bukan suka duka, karena menurut hemat penulis mengajar dari rumah sesungguhnya hampir tidak ada dukanya.  Dua tahun sudah, yang berarti ada 4 semester telah kita lalui bersama dalam suasana serba terbatas. 

Betapa tidak, kegiatan hari-hari berlangsung serasa terkungkung di rumah saja. Rutinitas yang biasa dijalani dengan pagi pergi kerja dan sore/malam pulang kerja nyaris tidak ada lagi. Lingkungan kerja menjadi sebatas rumah, mulai bangun tidur pagi hingga menjelang tidur di malam hari, areanya adalah kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang makan, ruang kerja yang dilengkapi wifi, ruang keluarga yang dilengkapi TV dan aidio (musik) secukupnya untuk istirahat sejenak.

Pergi-pergi pun menjadi sangat terbatas karena belanja apapun dilakukan secara on line dari rumah. Kalau perlu makan pagi juga di pesan dari rumah, makan bersama keluarga atau teman di rumah makan juga harus patuh pada peraturan yang berlaku, demikian juga berkumpul untuk melakukan olah raga bareng-bareng juga dibatasi dan diikuti dengan penerapan protokol kesehatan yang amat sangat ketat. 

Semua itu dimaksudkan untuk menekan penularan virus corona yang sampai kini masih belum juga lenyap, bahkan santer diberitakan adanya varian baru yang kian ganas. Kesehatan menjadi hal yang terutama harus diperhatikan sekarang ini karena sudah banyak korban meninggal dan terpapar covid-19.

Di bidang pendidikan, beberapa dosen merasakan betapa sulitnya mengajar dari rumah karena memang selama ini sudah terbiasa mengajar secara tatap muka di kelas. Sampai-sampai ada sejawat yang ingin cepat-cepat/segera pensiun gara-gara kesulitan menyesuaikan diri dengan model perbelajaran daring yang serba komputer. Jika kita tidak bisa adaptasi ya bisa dirundung rasa jengkel terus-menerus dan pastinya hal tersebut akan berimbas terhadap kesehatan jasmani dan rohani. Oleh karena itu, baiknya sejak kampus menghentikan kegiatan belajar mengajarnya, semua dosen, mahasiswa dan staf administrasi harus segera menyesuaikan diri.

Dunia berubah, harusnya kita juga ikut berubah dalam segala hal, berkomunikasi dan bekerja sama dengan teman dan sebagainya. Pendek kata jangan menutup diri, belajar -- belajar -- belajar; sama halnya dengan bekerja -- bekerja -- bekerja. Bukankah belajar itu berlangsung seumur hidup (lifelong learning). 

Belajar tidak mengenal batas usia, kalau sekolah ada batasnya, yaitu sampai dengan strata 3 (S3). Akan tetapi kalau belajar tidak ada batas usia, justru dengan belajar kita menjadi lebih pintar. Belajar dan memiliki rasa ingin tahu, terutama tentang informasi dan teknologi (IT), bertanya kepada mereka yang lebih tahu membuat kita dari tidak tahu menjadi tahu dan dari tidak bisa menjadi bisa.

Ingatlah sewaktu kita masih kecil dulu ketika sedang belajar berjalan atau ketika kita belajar naik sepeda. Berapa kali terjatuh dan kemudian bangkit lagi, maka jangan hitung berapa kali kita jatuh tetapi hitunglah berapa kali kita bangun/bangkit. Hal ini mengingatkan penulis pada percobaan yang dilakukan oleh Thomas Alfa Edison ketika mau menciptakan bola lampu, ia tak kenal kata menyerah (never ever give up) dan dengan keuletannya itu ia menjadi orang berhasil dan berkat kegigihannya itu kini kita dapat menikmati hasil karyanya yang luar biasa manfaatnya.

Mengajar Dari Rumah

Kalau kita mengenal bekerja dari rumah (Work From Home/WFH), kita juga mengenal belajar/mengajar dari rumah (Learning From Home/LFH). Sepertinya mengajar dari rumah ini akan tetap berlanjut meskipun pandemi covid-19 telah usai nantinya, maka bersiaplah dan senantiasa menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru (new normal). Kombinasi pembelajaran daring dan luring akan berlangsung efektif jika pendidik dan peserta didik mau berkolaborasi dengan baik dan benar. Rajin menambah pengetahuan melalui internet dan berbagai buku, jurnal dan karya-karya ilmiah yang tersedia baik secara on line maupun cetak.

Kegiatan mengajar dan belajar dari rumah dimaksudkan agar laju penularan covid-19 segera dapat teratasi, sudah banyak korban berjatuhan, jangan bertambah-tambah lagi. Indonesia perlu orang-orang pintar (berpengetahuan)  untuk menyongsong Indonesia emas tahun 2045. Jangan lagi ada dokter, peneliti, ilmuwan dan usahawan yang harus gugur gara-gara covid-19. Munculnya teknologi di akhir abad XX hendaknya disambut baik oleh semua orang, seperti halnya WFH dan LFH, karena kita tidak harus datang ke kantor dan kampus bertatap muka dengan teman-teman untuk melakukan pekerjaan/tugas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun