Beberapa hari pasca operasi pergelangan kaki kanan saya yang cedera patah dan dislokasi, saya mulai berlatih berjalan dengan menggunakan sepasang kruk. Tentu ini cukup merepotkan, tapi mau tidak mau harus dijalani sebagai bagian dari berlatih untuk kemandirian saya.
Sekitar satu setengah bulan pasca operasi, saya sudah melakukan perjalanan dengan pesawat udara dari Palu menuju Jakarta. Bahkan selanjutnya, dalam rentang pemulihan pasca dua bulan operasi, saya sudah melakukan beberapa perjalanan untuk berbagai kegiatan.
Baca: Bepergian dengan Kruk, Apakah Memungkinkan di Indonesia? [bagian pertama]
Banyak kegiatan saya menjadi lambat karena harus menggunakan sepasang kruk untuk berjalan. Namun demikian, saya berusaha untuk terus membiasakan diri. Apalagi setelah berkonsultasi dengan dokter ortopedi dan rehab medik, semua menyarankan untuk selalu terus melatih gerak, khususnya bagian pergelangan kaki kanan yang menjadi pusat cedera saya.
Segala latihan maupun pergerakan yang boleh maupun tidak, semua atas rekomendasi dokter yang menangani saya.
Setelah perjalanan menggunakan pesawat yang cukup melelahkan, saya menjadi lebih percaya diri. Sesungguhnya, walaupun beberapa fasilitas umum susah untuk dinikmati oleh para pengguna kruk seperti saya, namun banyak juga yang dapat digunakan.
Kereta komuter dan stasiun
Satu hari, ketika saya sudah berada di Bogor, saya diminta datang ke Jakarta untuk urusan pekerjaan. Karena yang memanggil tidak mengetahui kondisi saya saat ini, saya pun mengiyakan. Saya ke Jakarta untuk suatu rapat kecil di bilangan Thamrin.
Rapat akan berlangsung jam dua siang. Saya penasaran. Bagaimana kalau saya naik KRL dari Bogor ke Jakarta. Tentu karena biaya taksi online juga tidak murah untuk Bogor ke Jakarta. Walaupun istri saya selalu menolak usul saya ini, akhirnya saya putuskan untuk naik KRL. Pertimbangannya, siang hari bukan waktu padat penumpang KRL dari Bogor ke Jakarta, dan saya sudah cukup lancar berjalan menggunakan dua kruk ini.