Di tengah arus perubahan ekonomi dan pesatnya perkembangan teknologi saat ini, dunia pendidikan menghadapi tantangan besar. Sekolah tidak cukup hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga harus mampu membentuk generasi muda yang adaptif, kreatif, dan bahkan bisa menciptakan lapangan kerja sendiri. Karena itu, menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini menjadi hal yang sangat penting, terutama di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memang ditujukan untuk melahirkan lulusan dengan keterampilan praktis.
Salah satu cara efektif untuk menumbuhkan semangat berwirausaha di kalangan siswa SMK adalah dengan menggabungkan pengalaman dari Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) dengan pembelajaran Kewirausahaan. Jika keduanya berjalan selaras dan saling menguatkan, kombinasi ini bisa menjadi langkah kuat dalam membentuk karakter wirausaha yang mandiri, penuh ide, dan siap menghadapi tantangan.
Praktik kerja industri memberikan pengalaman nyata kepada siswa tentang dunia kerja. Disana, mereka tidak hanya belajar keterampilan teknis, tetapi juga nilai-nilai penting seperti disiplin, tanggung jawab, kerja sama, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Semua ini menjadi bekal awal yang sangat berharga untuk membangun pola pikir seorang wirausahawan.
Di sisi lain, pelajaran Kewirausahaan melatih siswa untuk mengenali peluang usaha, menyusun rencana bisnis, hingga memasarkan produk atau jasa. Tapi lebih dari itu, yang terpenting adalah membentuk cara berpikir yang inovatif, keberanian untuk mengambil risiko secara bijak, dan kepekaan terhadap kebutuhan pasar serta perubahan teknologi.
Agar hasilnya maksimal, pengalaman praktik kerja industri dan pelajaran kewirausahaan perlu saling terhubung. Praktik kerja industri sebaiknya tidak hanya dianggap sebagai kewajiban magang, melainkan sebagai proses belajar yang mendalam dan kontekstual dengan semangat kewirausahaan. Sebaliknya, pembelajaran kewirausahaan di sekolah juga perlu dikaitkan langsung dengan pengalaman nyata yang siswa alami selama praktik kerja industri, agar proses belajarnya terasa hidup dan relevan.
Dalam hal ini, peran sekolah sangat krusial. Sekolah harus menjalin kerja sama yang kuat dengan dunia usaha dan industri (DUDI), serta menciptakan suasana belajar yang mendukung tumbuhnya potensi kewirausahaan. Guru pun diharapkan terus meningkatkan kompetensinya agar bisa menyampaikan materi kewirausahaan dengan cara yang lebih menarik, praktis, dan menginspirasi.
Dukungan dari pemerintah juga tak kalah penting. Kebijakan pendidikan kewirausahaan perlu dikembangkan secara fleksibel agar bisa mengikuti perubahan zaman, termasuk memanfaatkan teknologi digital dan mendorong penguatan ekonomi kreatif lokal.
Membentuk jiwa wirausaha bukan proses yang instan. Ini adalah perjalanan panjang yang perlu dilakukan secara konsisten dan menyeluruh. Dengan menguatkan sinergi antara praktik kerja industri dan pendidikan kewirausahaan, kita bisa membekali generasi muda bukan hanya agar siap bekerja, tetapi juga agar siap berkarya dan membawa perubahan positif bagi perekonomian bangsa.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI