Mohon tunggu...
Hanan Irsyad A
Hanan Irsyad A Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar/Mahasiswa

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Konflik Lewis Alfred Coser

28 September 2022   20:43 Diperbarui: 28 September 2022   20:46 3293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sampai saat ini terjadinya sebuah konflik antara dua kelompok atau lebih masih sering terjadi. Sebuah konflik yang terjadi tentunya dapat menyebabkan perpecahan, pertentangan dan hal-hal negatif lainnya. Entah darimana dan apa awal penyebabnya, konflik tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Sebagai contoh tawuran, baik itu antar pelajar atau sekolah, antar desa, dan lain-lain. Tawuran menjadi fenomena konflik yang masih sering terjadi, walaupun kita tidak secara pasti tahu apa tujuan dan maksud sebenarnya seseorang atau kelompok melakukan tawuran. Namun konflik antara dua kelompok atau lebih ini bisa berasal darimana saja, baik itu karena adanya perbedaan ras, suku, agama, pandangan dan pedoman, lembaga atau instansi serta multikultural. Melihat dari contoh konflik yang terjadi, yaitu tawuran, menurut saya tawuran bisa dikategorikan sebagai salah satu konflik non-realistis, karena adanya ungkapan permusuhan yang terdapat tujuan pribadi yang mengandung perbedaan nilai, adanya perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya tawuran antar kelompok.

Saya mengenal teori konflik non-realistis dari Jurnal Teori Sosiologi Modern (M. Wahid Nur Tualeka). Teori konflik ada sebagai reaksi dari teori struktural fungsional. Pemikiran yang paling berpengaruh atau menjadi dasar dari teori konflik adalah pemikiran Kalr Marx pada tahun 1950-an dan 1960-an. Teori konflik melihat bahwa di dalam masyarakat tidak akan selalu berada pada keteraturan. Di dalam masyarakat pasti pernah mengalami konflik atau ketegangan. Teori konflik juga mengatakan bahwa konflik itu perlu agar terciptanya perubahan sosial. Teori konflik Lewis Coser ada dua yaitu konflik realistis dan konflik non-realistis. Konflik realistis ada karena kekecewaan individu atau kelompok terhadap sistem atau hubungan sosial, dan konflik non-realistis ada karena adanya ungkapan permusuhan yang terdapat tujuan pribadi yang mengandung perbedaan nilai. Konflik biasanya selalu berkonotasi negatif, namun konflik pula masih memiliki hal positif didalamnya, dalam contoh konflik tawuran, sesama anggota akan semakin erat hubungannya, solideritasnya dan saling melindungi satu sama lain. 

Salah satu tokoh sosiologi modern adalah Lewis Coser, atau Lewis Alferd Coser, ia adalah seorang sosiolog yang lahir di Berlin pada tanggal 27 November 1913, ia menempuh pendidikan di Universitas Columbia dan pada tahun 1968 ia mendapat gelar Ph.D. Setelah adanya perang dunia II, lewis Coser mengajar di Universitas Chicago dan Universitas Brandeis. Lewis Coser meninggal pada 8 juli 2003, di Cambridge, Massachusetts di usianya yang ke 89 tahun. Terdapat pula tokoh yang mempengaruhi Lewis Coser, seperti George Simmel, Karl Marx, Max Weber dan Emile Durkheim.

Referensi :

M Wahid Nur Tulaeka. Teori Konflik Sosiologi Klasik Dan Modern. Jurnal AL- HIKMAH 2017

Hanan Irsyad A

21107020020

Dosen Pengampu : Bernando J. Sujibto

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun